Selamat ulang tahun Platinum Bapak :)

Bapak adalah..

Namanya Maruli Manurung, dia adalah Bapakku. Dia adalah anak pertama dari 6 bersaudara. Berdasarkan silsilah keluarga, Bapak adalah keturunan ke 23 Raja Nairasaon (Toba). Bapak punya panggilan “Opung Revan”, karena cucu dari anak laki-lakinya bernama Revan.

Bapak adalah orang jenius, meskipun pendidikannya hanya sampai SMP.  Kejeniusan Bapak terlihat dari cara beliau menyelesaikan berbagai permasalahan, misalnya pengobatan luka. Bapak bisa nyiptain kombinasi bahan-bahan alami untuk jadi obat yang ampuh. Pernah suatu ketika kaki Bapak kena pecahan kaca, sobek sepanjang 10cm. Bapak ngobatin luka itu dengan bawang merah dan gula pasir yang dihaluskan lalu dibalutkan ke luka itu. Hanya dalam waktu 2 hari luka itu merapat dan mengering. Tadinya aku pikir itu hanya kebetulan saja, tapi beberapa bulan lalu ada tayangan tv yang menyiarkan cara pengobatan luka oleh dokter yang menggunakan kombinasi serupa dengan apa yang dilakukan Bapak. Entah darimana Bapak bisa tau bahwa kandungan bawang merah bisa ngobatin luka.

Dia memilih hidup dengan mandiri sejak berusia remaja. Merantau kebanyak tempat dan menghadapi segala resiko yang ia temui yang mungkin akan berakibat pada maut. Berdasarkan cerita saudara-saudaraku, dia adalah orang yang berani, tegas dan berpikir cepat.

Kerja Bapak..

Bapak pada dasarnya adalah orang yang tidak ingin diatur oleh orang lain, maka dari itu Bapak memilih pekerjaannya sendiri. Sepanjang hidupnya Bapak pernah menjadi supir, pedagang, petani dan peternak. Semua dikerjakan Bapak demi menafkahi kami semua.

Dulu saat pertama kali datang merantau ke Pulau Jawa, Bapak dan Mama tidak memiliki modal yang cukup buat memulai usaha. Maka diawal-awal kerja serabutan sempat dilakukan mereka berdua. Meskipun hidup susah, kami tidak pernah absen minum susu. Mereka yakin susu akan membuat kami tumbuh pintar.

Dari semua usaha yang Bapak lakukan aku paling senang ketika Bapak mencetuskan ide untuk beternak lele dan bebek. Aku belajar banyak tentang untung rugi dari sini, bahkan aku rasa minatku berbisnis bermula dari sini. Aku bisa mengetahui konsep untung rugi, perhitungan resiko, prediksi laba dan lain sebagainya.

Pelan tapi pasti upaya yang dilakukan Bapak menuai hasil, walau tidak terlalu besar, setidaknya kami punya rumah sendiri dan mobil angkot yang diidamkan Bapak sejak lama.

Bapak bisa saja langsung memiliki banyak uang jika dia mau menjual semua harta warisan yang dia miliki di kampung. Tapi Bapak memilih untuk berjuang dengan caranya sendiri.

Bapak dan Anaknya..

Bapak punya 5 orang anak. 3 anak perempuan dan 2 orang laki-laki. Kami semua dibesarkan dengan pola asuh yang keras, tapi bukan tanpa alasan. Hal ini membuat kami anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.

Dari kelima anaknya, tidak satupun yang punya skill dan minat yang mirip satu sama lain. Hal ini karena Bapak membebaskan kami untuk memilih cita-cita kami sendiri. Memang benar Bapak pernah mengatakan kepadaku bahwa dia lebih berharap aku menjadi petinju, namun Bapak tidak memaksa.

Sekarang kami tumbuh sesuai jalan kami masing-masing . Ada yang menjadi pedagang, ada yang menjadi guru, ada yang menjadi pegawai negeri, sementar itu aku sendiri menjadi atlet, walaupun cita-citaku adalah berbisnis.

Aku tau dan sadar betul bahwa Bapak belum sepenuhnya mendapat kebahagiaan dari kami, tetapi Bapak tidak pernah mengeluh dan protes atas pencapaian kami. Dia selalu bangga pada semua anaknya, hal ini terbukti saat aku bertemu sanak saudara. Mereka bercerita bahwa Bapak selalu menceritakan keberhasilan kami, dia menceritakan semuanya dengan penuh semangat.

Kerikil dan batu besar sudah biasa dihadapi Bapak. Pribadi nya yang tangguh membuatnya tetap bertahan sampai kini. Kami sebagai anaknya hanya bisa memberi kebahagiaan lewat keberhasilan kami di sekolah.

Kelima anak Bapak pernah berselisih paham dengan Bapak, tak terkecuali aku sendiri. Aku pernah bertengkar hebat hingga membuat aku sangat jengkel dan mengeluarkan kata-kata yang tidak sepatutnya keluar dari mulutku, Bahkan ketika itu aku memutuskan untuk pergi dari rumah (walau hanya kabur ke rumah kakakku). Keesokan harinya aku sadar bahwa aku salah, maka pada malam harinya aku pulang ke rumah. Saat aku tidur Bapak pulang dari bekerja, diapun membangunkanku lalu memeluk sambil meminta maaf, Bapak menangis. Itu adalah pertama kalinya aku mendengar Bapak minta maaf kepadaku. Air mataku tak tertahan, aku menangis karenanya.

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi berpikir bahwa aku bisa melawan Bapak..

 

babeh

babeh

Selamat ulang tahun Platinum, Bapak. Semoga tetap sehat dan tetap jadi Bapak yang hebat 🙂