Pengalaman Spiritual Dari Cara Sederhana (Tribute to KKMK St. Matius Bintaro)

Halo semua,

Kali ini gw mau berbagi cerita tentang pengalaman spiritual gw beberapa waktu belakangan ini. Tenang aja gw bukan abis bertapa dan kesurupan. Hehehe..

Bulan April lalu, tepatnya tanggal 2 -4 April 2015 gw dan beberapa temen kampus pergi naik gunung ke Cikuray di Garut. Tanggal itu merupakan pekan suci buat umat Katholik, rasanya bodoh banget kalo gw malah gak ke gereja. Tapi yang gw pilih adalah pilihan bodoh itu, bukan tanpa alasan gw akhirnya memutuskan demikian.

Sabtu tanggal 28 Maret gw diajak temen untuk ikut, lalu gw gak bilang bisa ikut atau nggak. Baru di hari minggu tanggal 29 Maret, saat selesai misa gw gak langsung pulang. Saat itu gw duduk menatapi langit-langit gereja sambil merenung gw berucap dalam hati, “Kalau memang Tuhan hanya ada di Gereja tentu gak akan banyak yang bisa dilakukan Tuhan terhadap umatnya. Di sekolah, di Kampus, di Kantor pasti ada Tuhan, apalagi di Gunung.” Kalau kita sedikit ingat-ingat pasti kita akan menemui banyak orang-orang besar yang ke Gunung untuk berdoa, bahkan Yesus-pun ke gunung.

Hanya bermodalkan pemikiran demikian gw ambil keputusan untuk ikut naik gunung. Motivasi gw sederhana, gw mau merasakan pedihnya hari Jum’at Agung. Selama ini gw hanya bisa terharu dan bersedih ketika melihat Tablo Jalan Salib di geraja ataupun nonton film Passion Of The Christ yang hampir tiap tahun pasti di putar di tv.

Meskipun banyak teman yang menyindir, tapi gw gak ambil pusing karena yang gw lakukan adalah upaya untuk bertemu Tuhan.

Ini adalah pendakian pertama gw dan gw baru tau belakangan dari temen gw bahwa medan pendakian gunung Cikuray adalah salah satu yang tersulit.

Selama pendakian pelan tapi pasti menyadari keberadaan Tuhan disana. Mulai dari alam yang indah, cuaca yang cerah dan yang paling istimewa adalah ketika bertemu sesama pendaki. Walau tidak saling kenal, mereka dengan ramahnya menyapa dan menawarkan bantuan kepada gw saat kesulitan menaiki dinding-dinding jalur pendakian. Mustahil mereka melakukan itu semua tanpa campur tangan Tuhan, apalagi ditengan perjalanan gw terpisah dari kelompok gw. Dari sana gw memahami bahwa sesulit apapun masalah kita pasti akan ada perpanjangan tangan-tangan Tuhan yang datang membantu. Mereka menolong gw tanpa bertanya darimana gw berasal, apa suku gw dan apa agama gw. Mereka menolong begitu saja, sama seperti Tuhan Yesus yang mengasihi kita, tanpa memandang seberapa besar dosa yang sudah kita perbuat.

Dari pengalaman ini gw semakin yakin bahwa Tuhan ada dimana-mana.

Cikuray

Cikuray

Beberapa hari setelah pendakian ke Cikuray selesai kaka gw menginformasikan ada Misa Gunung yang diadakan oleh Kelompok Karyawan Muda Katholik (KKMK) Gereja Santo Matius. Mendengar acara naik gunung gw semangat banget untuk ikutan, tapi sejenak gw berpikir mengingat penyelenggaranya adalah pemuda gereja. Gw gak terlalu tertarik jika harus bergabung dengan organisasi atau perkumpulan yang berbau gereja. Penyebabnya adalah ketika gw kuliah gw sempat berdebat dengan salah seorang anggota Kelompok Mahasiswa Katholik (KMK) tentang kutipan-kutipan Kitab Suci. Lalu di lain kesempatan gw juga bertemu dengan pengurus lingkungan, saat kami sedang ngobrol beliau terus-menerus mengait-ngaitkan kebobrokan negri ini karena dipimpin oleh orang yang tidak memahami nilai-nilai ke-Katholik-an. Dari situ gw langsung menggeneralisir bahwa orang-orang yang ikut organisasi keagamaan cenderung ofensif dan memandang orang lain bodoh. Bagi gw kitab suci tidak untuk diperdebatkan, maka gw putuskan untuk meninggalkan dan tidak mau terlibat lagi dengan orang-orang macam itu.

Lanjut lagi ke Misa Gunung, singkat cerita gw putuskan untuk ikut, tapi gw tidak mau ikut terlibat dalam kegiatan pemuda. Kemudian entah bagaimana tiba-tiba aja Ka Tety menawarkan gw untuk gabung di grup Whatsapp KKMK. Gw awalnya menolak, tapi karena perasaan gak enak akhirnya gw mau. Seperti yang gw duga sebelumnya grup ini pasti akan tampil religius. Dalam sehari entah ada berapa kali kata-kata bijak dan doa-doa dibagikan dalam grup ini. Jenuh sekali rasanya.. Bukan, gw bukan orang yang benci dengan hal-hal seperti itu, karena gw pun sebenarnya sering melakukan hal yang sama di media sosial.

Persepsi gw tentang kelompok ini berangsur berubah, terutama ketika gw coba mengangkat kasus Mary Jane. Dari sana gw bisa paham bahwa kelompok ini adalah kelompok yang pemikirannya luas, tidak berfokus pada segelintir ide saja. Mereka demokratis, mereka kritis dan ide mereka taktis.

2 minggu menjelang pelaksanaan Misa Gunung, kami berkumpul untuk technical meeting dan pelatihan dasar, karena sebagian besar dari peserta belum pernah naik gunung. Menyenangkan sekali ikut technical meeting ini karena mentor menyajikan dengan sangat jelas. Saking asiknya ikut TM ini gw sampai merelakan membatalkan permintaan mengisi acara di pernikahan temen. Kebetulan waktu itu hujan deras, jadi masih ada alasan untuk membatalkan acara itu. Heheh..IMG_20150503_123158

Tanggal 14 Mei 2015, Hari H tiba.

Misa Gunung di Gunung Gede akan segera kami lakukan. Kami berangkat dengan 2 mobil tronton. Awalnya gw sempat khawatir bakal bengong sepanjang perjalanan, karena baru sedikit sekali yang gw kenal dan tau namanya. Tapi ternyata gak sampai 15 menit sudah banyak celetukan-celetukan segar dari peserta. Sepanjang perjalanan banyak sekali tawa bertebaran, sampai-sampai suara jadi serak

.IMG_20150514_140333IMG_20150514_130223

Ditempat penginapanpun demikian kami semua larut dalam candaan yang kadang cukup sadis, tapi kami semua tertawa lepas tanpa ada yang merasa tersinggung. Aneh sekali kalau diingat-ingat karena gw belom tau nama mereka satu persatu tapi bisa bercanda sekocak itu.

IMG_20150514_170404IMG_20150514_175911

Mereka juga orang-orang yang terbuka dengan masukan-masukan. Waktu itu gw coba membagikan trik menghangatkan badan untuk menghindari diri dari hipotermia. Tadinya mau pake hipnotis, tapi suasananya terlalu rame, khawatir gak bisa fokus. Akhirnya pake teknik pernafasan aja.

Tanggal 15 Mei 2015, Hari pendakian dimulai.

Kami semua memulai pendakian sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan. Di kelompok gw ada Martin, Angel, Stephanie, Josua, Nando, Hans dan Gw sendiri. Rencana awalnya adalah Hans jadi leader dan gw yang jadi sweeper, tapi dalam perjalanannya kami ternyata sering terpisah, tapi untungnya masih ada kelompok lain yang bisa beriringan selama pendakian. Petaka terjadi saat kami beristirahat di Pos 3, kaki kanan cedera dan gak bisa ditekuk penuh. Cedera yang udah lama gw punya sejak beberapa tahun lalu dan terakhir kambuh saat gw sedang mendaki Cikuray.

IMG_20150515_061701 IMG_20150515_063706

IMG_20150515_075020

Sakit banget rasanya, tapi perjalanan harus diselesaikan. Disinilah gw mulai kembali merasakan kehadiran Tuhan. Gw berujar dalam hati,

“Tuhan, batas kemampuanku sudah hampir habis, beri aku pertolonganmu ya Tuhan. Apapun itu.”

Tak lama setelah berujar demikian beberapa teman mulai menyadari ada yang aneh dengan langkah gw, merekapun menolong. Ya, benar gw selalu berusaha tampak baik-baik saja. Semua kemampuan fisik dan pengetahuan gw tidak cukup untuk menuntaskan pendakian ini. Beruntung ada mereka yang selalu mengulurkan tangannya, meneriakan semangat dan menunggu kaki ini sedikit pulih untuk langkah-langkah kecil ke atas.

Sampai di Surya Kencana, kaki ini seperti terselamatkan karena medannya yang datar-datar saja. Saat itu gw ditemani Mimi untuk menuju camp yang lokasinya dekat dengan sumber air. Mimi adalah salah satu dari tim medis yang geraknya sigap. Dia selalu mencoba membantu peserta yang keram ataupun kelelahan, walaupun ternyata dia gak ngerti cara memijat bagian-bagian yang cedera. Heheh..IMG_20150515_153349

Pukul 21.00 hampir semua peserta sudah masuk tenda untuk beristirahat. Kebetulan waktu itu hujan turun rintik-rintik. Jam 00.30 gw kebangun karena ada suara keras dari seoarng pria bersajak rindu di luar tenda. Mas Edy berusaha mengaggumi angkasa dengan untaian kata-kata romantis sembari mengingat sang rindu. Ini orang reseh banget ganggu tidur orang hahaha.. Pokoknya sejak itu gw gak bisa tidur dengan tenang. hahaha

Keesokan paginya kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gede, sekitar 1 jam waktu yang kami butuhkan untuk tiba dipuncak. Gak lama kemudian matahari mulai mengintip malu-malu menyapa pendaki. Dia menawarkan cahaya-cahaya jingganya sedikit demi sedikit sampai kami puas.

PicsArt_1431812343444

Setelah semua janji-janji keindahan puncak kami lahap, kamipun turun. Baru beberapa langkah kaki kanan dan kiri gw mendadak sakit luar biasa. Rasa sakit seperti ini terakhir kali gw rasakan waktu gw abis lari maraton. Karena kaki hampir sama sekali gak bisa diandalin untuk menuruni puncak gunung maka gw bergerak kayak orang utan. Tangan kanan dan kiri gw bergantian meraih batang-batang kayu dipinggiran jalur pendakian, sedangkan kaki hanya pasrah mengikuti arah tangan meraih batang-batang pohon. Sampai akhirnya gw benar-benar jadi yang paling belakang karena lambatnya. Beruntung masih ada Mbak Yeni & Mas Byan yang sabar memantau dan menolong gw. Mereka juga sangat membantu gw dalam menjaga semangat dengan cara terus mengajak gw ngobrol sampai akhirnya gw  bisa memijakkan kaki di tanah datar Surya Kencana.

Setelah berkemas-kemas kami memulai Misa Gunung yang dipimpin oleh Romo Alfons. Ini adalah pengalaman pertama gw mengikuti misa di gunung. Keren banget rasanya bisa misa sambil merasakan semua elemen alam. Membaur bersama saudara seiman, meresapi kehadiran Sang Khalik dalam hati masing-masing. Misa yang rasanya gak akan bisa gw lupain seumur hidup gw. Kapan lagi misa bisa pake kaca mata item dan muka ditabrak-tabrak angin hahaha..

IMG-20150519-WA0002 IMG-20150519-WA0005

Selesai misa kami bersiap untuk turun gunung. Disinilah kekhawatiran terbesar gw muncul. Ketika naik menuju Surya Kencana, hanya kaki kanan saja yang cedera, sedangkan saat akan turun kondisinya lebih parah, dua kaki gw udah payah. Untuk sekedar melangkah normal aja gw harus menahan sakit, apalagi harus menopang berat badan saat memijaki turunan gunung ini. Atas seizin Mas Yoyon gw boleh pinjem trekking pole punyanya. Alat ini sangat membantu untuk menjaga keseimbangan saat melangkah, berasa punya 3 kaki.

IMG_20150516_112501

Karena besarnya rasa kasih tim medis, gw didampingi 3 orang sekaligus untuk menuruni gunung ini. Ada Anni, Else dan Mimi yang langkahnya selalu mengawasi gw. Selain itu juga ada Mbak Yeni, Paul M dan Mas Byan yang menjadi sweeper. Berkali-kali gw harus meringis kesakitan karena salah landing akibat dari kaki yang memang udah gak bisa ditekuk sempurna.

Karena irama langkah yang makin melambat akhirnya tiga tim medis itu maju duluan karena masih banyak yang butuh bantuan di depan sana. Tinggallah kami berempat dibarisan paling belakang sampai hari mulai gelap. Paul M selalu berusaha mengulurkan tangannya untuk membantu, tapi gw selalu menolak karena gw yakin masih bisa dan karena dia juga udah kesakitan jari-jari kakinya. Hal yang membuat gw masih bertahan untuk terus melangkah adalah watak gw yang gak mau nyerah. Itu adalah berkat terbesar dari Tuhan yang gw miliki. Lalu seolah Tuhan tidak hentinya memberi pertolongan, Ia kirimkan Paul dan Wawan untuk membantu kami menuju pos penginapan.

IMG_20150516_171946

Sampai di penginapan kami semua segera berkemas untuk pulang menuju Gereja Santo Matius Bintaro.

Dari kejadian ini gw kembali menemukan Tuhan dalam hati dan tindakan temen-temen di KKMK. Kemurahan hati untuk menolong, kemurahan hati untuk  bersabar dan setia kawan.

Sepekan berlalu setelah Misa Gunung, tersiarlah rencana untuk Napak Tilas ke-2 di tanggal 30 Mei 2015 sebagai pentup bulan Maria. Napak Tilas ini mengambil rute jalan kaki dari Gereja Santo Matius Bintaro sampai Gereja Katedral Jakarta dengan jarak total 26 Km. Awalnya gw gak bisa ikut karena udah berencana naik gunung sama temen-temen kantor dan kalaupun batal naik gunung sudah ada request dari temen untuk ngisi acara di pernikahannya.

Ada perasaan ingin terus ikut semua kegiatan KKMK yang waktu dan tempatnya bisa gw jangkau. KKMK juga sedang menggiatkan senam Zumba Dance yang dilaksanakan tiap sabtu jam 7 pagi. Sayangnya gw gak bisa ikut karena memang sabtu juga kerja. Lalu ada juga badminton yang lewat bantuan Romo Tyo kami bisa menggunakan hall sekolah Ricci II.

Lewat grup Whatsapp kami semua berkomunikasi untuk segala kegiatan-kegiatan yang akan kami lakukan, termasuk ketika akan mengadakan doa  Rosario bersama. Hmmm… udah lama banget gw gak ikut doa Rosario bareng dimana gw bisa mendapat giliran membacakan doa Salam Maria. Kalo gak salah tahun 2012 gw terakhir kali ikut doa Rosario bareng kayak gini. Tahun lalu gw masih ikut doa Rosario tapi massal di Gereja Santo Thomas Kelapa Dua, sebelum misa di mulai. Makanya ketika Satrio mengajak, gw pastikan gw ikut dan batalkan semua orderan sketsa.

29 Mei 2015, Kemarin saat Rosario Bareng gw udah ngeprint tata cara doa Rosario. Mungkin kemarin temen-temen ada yang liat gw masih terus menerus liat kertas saat doa Rosario berlangsung, maaf karena gw memang bener-bener gak inget urutannya. Ampuni aku ya Tuhan. Heheh..

IMG_20150529_200109

30 Mei 2015, Napak Tilas

Gw sebelumnya bilang akan mengusahakan untuk bisa ikut, gw akan kejar waktunya supaya bisa sempat join. Ternyata gayung bersambut, konsep acara pernikahan temen dimodifikasi, untuk hiburan dilangsungkan menjelang siang hari, jadi gw gak harus berpartisipasi karena gw masih kerja di kantor. Ketika gw datengpun hiburannya udah hiburan tradisional. Gw langsung ngabarin Adji untuk bisa ikut Napak Tilas.

Kami semua ngumpul jam 21.00 di sekolah Ricci II, lalu memulai perjalanan jam 21.21, rute perjalanan yang dipilih mirip dengan rute angkot dengan alasan keamanan seluruh peserta. Kami dibagi kedalam 4 kelompok, gw tergabung dalam kelompok 3 dengan ketuanya adalah Fia.

IMG_20150530_223247 IMG_20150530_230911 IMG_20150531_010055 IMG_20150531_031221

Beberapa panitia tidak ikut Napak Tilas karena bertugas menjadi koordinator rute, konsumsi dan dokumentasi. Salut buat konsumsi yang gak habis-habis, jangan-jangan ada sentuhan tangan Tuhan kayak pas Yesus melakukan mujizatnya terhadap 2 ikan dan 5 roti hahaha..

Diawal perjalanan gw lancar-lancar aja dan kecepatan gw juga cukup stabil, tapi di sepertiga akhir perjalanan gw lagi-lagi cedera, kali ini ditelapak kiri, alhasil gw harus menyelesaikan perjalanan dengan terseok-seok. Lagi-lagi kesetiakawanan anggota kelompok  sangat terlihat disini. Mereka selalu menunggu gw yang berkali-kali harus meregangkan dan meluruskan kaki. Meskipun harus jalan terpincang-pincang Puji Tuhan gw masih bisa sampai di Gereja Katedral dengan selamat. Setelah semua kelompok tiba, acara dilanjutkan dengan doa Rosario bersama sebelum kami pulang dengan metro mini yang rasanya seperti Alphard hahaha..

IMG_20150531_050056

Next, kita akan mengadakan operasi bersih (opsih) tapi dengan konsep yang tidak membuat KKMK hanya menjadi petugas kebersihan. Semoga bisa terlaksana.

Mumpung masih bertugas di Jakarta gw akan coba untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan KKMK. Syukur-syukur bisa berkontribusi lebih..

Terima kasih Tuhan untuk semua kebaikanMu mengirimkan tangan-tangan kecil untuk mengajakku masuk komunitas yang baik ini.

Terima kasih Romo Alfons untuk semua khotbah dan teladan manusiawinya. Saya baru tau seorang Romo-pun bisa luwes bergabung dengan anak muda. Hehe..

Terima kasih untuk Mimi, Else dan Anni yang selalu menghibur di saat kondisi sudah serba payah, aku izinin kalian manggil “Aim” sampai kapanpun kalian suka hahaha..

Terima kasih Mas Byan, Mbak Yeni, Mas Wawan, Paul, dan Paul M yang sudah bersedia menjadi sweeper di masa-masa kritis.

Terima Kasih Mas Kelik, Mas Miko, Mas Edy dan Satrio  yang udah ngasih banyak ilmu hiking

Terima Kasih Adji dan Ka Tety yang udah mefasilitasi untuk gabung di KKMK

Terima kasih Mas Yoyon yang bersedia minjemin trekking pole-nya

Terima kasih kelompok 2 hiking (Hans, Martin, Angel, Stephanie, Josua dan Nando) yang terpaksa direpotin selama pendakian.

Terima kasih untuk Ka Josephine yang udah nyediain konsumsi selama Napak Tilas episode 2.

Dan terima kasih buat semua anggota KKMK yang gak disebut namanya, bisa puluhan lembar kalo semuanya ditulis.

Terima kasih sudah mau menerima gw dalam komunitas baik dan koplak ini, kalian adalah perpanjangan tangan Tuhan yang sedang membantu gw untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Semoga kita segera dipisahkan karena pernikahan hahaha..

IMG_20150516_061100 IMG_20150516_062148 IMG_20150516_064503

Susunan Menteri Untuk Kabinet 2014 – 2019

Setelah melihat link Kabinet Alternatif  Usulan Rakyat yang disebarkan oleh tim relawan Jokowi ini https://docs.google.com/forms/d/14sBGBHq82F2ST6b0I8MzQ0db6gXYxygEkO2Xh1iG8G0/viewform , saya mencoba menyampaikan harapan dan saran saya kepada Presiden terpilih, Joko Widodo. Harapan dan saran ini saya sampaikan dalam bentuk daftarmenteri-menteri pilihan yang menurut saya baik. Beberapa ada yang namanya tidak populer namun apa salahnya saya berharap, toh dulu siapa sangka Pak Jokowi yang adalah orang sederhana dari kota Solo kini bisa menjadi Presiden Republik Indonesia. Pak Jokowi menjadi bukti bahwa siapapun bisa jadi apapun.

 

Berikut ini daftar mentri Kabinet 2014 – 2019 :

 

  1. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan : Jenderal TNI Dr. Moeldoko
  2. Menteri Koordinator Perekonomian : Chairul Tanjung
  3. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat :  Prof. Dr. Alwi Shihab
  4. Menteri Dalam Negeri :  Dr. Abraham Samad, S.H., M.H
  5. Menteri Luar Negeri : Tantowi Yahya
  6. Menteri Pertahanan : Priyanto
  7. Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) : Mahfud MD
  8. Menteri Keuangan : Sri Mulyani
  9. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) : Syarief Bastaman ( Pendiri Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB) )
  10. Menteri Perindustrian : Bambang Hartono (Pemilik PT Djarum)
  11. Menteri Perdagangan : Soetrisno Bachir
  12. Menteri Pertanian : Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng)
  13. Menteri Kehutanan : Sutarmidji (Walikota Pontianak)
  14. Menteri Perhubungan : Ignatius Jonan (Kepala PT. Kereta Api Indonesia)
  15. Menteri Kelautan dan Perikanan : Dr. Marsetio, M.M (Kepala Staff Angkatan Laut)
  16. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Rieke Dyah Pitaloka
  17. Menteri Pekerjaan Umum : M. Choliq (Dirut PT. Waskita)
  18. Menteri Kesehatan : Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo
  19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Anies Rasyid Baswedan
  20. Menteri Sosial : Andy F. Noya
  21. Menteri Agama : Drs. H. Lukman Hakim Saifudin
  22. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Mira Lesmana
  23. Menteri Komunikasi dan Informatika : Andrew Darwis (Pendiri Kaskus)
  24. Menteri Sekretaris Negara : Ir. H. Pramono Anung Wibowo MM
  25. Menteri Riset dan Teknologi : Prof. Yohannes Surya, Ph.D. (Pendiri yayasan sosial Yohanes Institut)
  26. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) : Dra. Khofifah Indar Parawansa
  27. Menteri Pemberdayaan dan Perempuan- Anak : Dorce Gamalama
  28. Menteri Lingkungan Hidup : Ridwan Kamil
  29. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi : Ir. Tri Rismaharini, M.T
  30. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal : Gatot Pujo Nugroho
  31. Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional : Faisal Basri.,SE.,MA
  32. Menteri Perumahan Rakyat : Prof. Rhenald Khasali, Ph.D.
  33. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) : Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan
  34. Menteri Pemuda dan Olahraga : Adhie MS

Semoga nama-nama calon menteri-menteri ini bisa terpilih untuk membantu Pak Jokowi – JK untuk menjalankan pemerintahan yang baik dan bermartabat.

 

Salam Hormat saya,

 

Usber

jokowi

salam rindu untuk sahabatku, Achid

Sudah 1 tahun lebih setelah kepergian lu, dan sudah 4 tahun lebih setelah terakhir kita sotoy bareng disekolah termegah di Jakarta.
Masih jelas diingatan gw waktu lu bilang bahwa hidup ini terlalu singkat kalo Cuma diisi sama belajar matematika dan kawan – kawannya. Itulah sebabnya lu selalu aktif dibanyak bidang, dan yang paling controversial adalah hobi lu main game online yang bisa bikin lu lupa waktu.
Tapi dari segala kesibukan dan hobi anehlu tetep aja lu jadi yang terbaik dikelas, walau ga ranking 1 tapi siapa sih yang berani bilang lu kalah pinter? Palingan gw doank yang berani bilang begitu, tapi seperti yang lu tau itu Cuma dimulut doank. Lu selalu jadi sosok paling disegani seantero kelas IPA. Bahkan kalo ada soal yang susah dan ga bisa dijawab sama murid lain pasti guru kita bakal bilang “makanya belajar donk kaya Achid !” dan kita yang ada dikelas pasti akan ketawa dalem hati karna tau lu aslinya adalah gamer professional yang ga pernah belajar dirumah.
Entahlah chid tiba – tiba gw inget lu, padahal bentuk lu aja gw udah lupa. Masih inget ga lu sama gw ?
Asal lu tau sekarang gw udah berubah 120 derajat dibanding yang dulu pas kita sekelas. Bahkan berat badan gw yang dulunya Cuma 50 kg sekarang udah melonjak jadi 76kg. yang lu perlu tau juga adalah 26kg itu adalah otak yang menyebar keseluruh tubuh gw, terutama perut. Haha.. kenapa gw berani bilang begitu, karna gw ngerasa sekarang ini gw lebih banyak mikir. Sesuai kata – katalu dulu, “orang berfikir karna dia punya otak, semakin banyak otaknya maka semakin banyak yang bisa dipikirin”
By the way disurga enak ga chid ? udah punya pacar blom lu ? kalo udah pasti dia baik banggget ya.. namanya juga penghuni surga.. haha disurga sono lu makannya semeja ga ama Soekarno ? kalo iya tolong tanyain doi gimana caranya jadi presiden yang baik. Gw mau jadi presiden juga soalnya.. haha
O’iya chid balik lagi kemasalah otak, gw mau ngasih tau lu nih semester ini IP gw almost perfect lho ! nah itu mungkin udah cukup ngebuktiin bahwa ada kalanya gw bisa sejajar sama lu. Hahahah..
Dulu kita pernah ngobrol bareng masalah prestasi atlet Negara kita yang kayanya makin hari malah makin menurun. Nah hari ini kita boleh berbangga hati, karna kita punya atlet F3 yang bisa jadi juara dunia  namanya Rio Haryanto, dia baru 18 tahun lho, minggu lalu dia juga naik podium juara pertama. Mungkin nanti dia akan jadi pembalap Indonesia pertama yang bisa ikut F1 (amin). Dan juga ada kabar baik dari Timnas sepakbola kita. Kemaren kamis timnas baru aja ngalahin tim Turkmenistan, imbasnya adalah timnas kita lolos keputaran grup untuk kualifikasi piala dunia 2014 di Brazil. Dan untungnya timanas kita berada digrup yang ga terlalu berat. Lawan di grup ini ada Bahrain, Qatar dan yang paling ngeri adalah Iran. Untuk Qatar and Bahrain kita boleh optimis bisa bersaing karena timnas kita dulu pernah menang lawan mereka. Nah tantangan paling berat ya tentu Iran, seperti yang lu tau pemain Iran banyak yang main di liga Eropa terutama Bundes Liga Jerman. Tapi ngeliat komposisi timnas sekarang kayanya kita boleh berharap lebih deh, karena sekarang Boaz udah dipanggil lagi ke timnas dan kemaren dia main bagus, bahkan tahun ini dia nyabet gelar top skor sekaligus pemain terbaik dan bawa timnya juara liga. Terus masih ada lagi Irfan Bachdim, dia ini pemain keturunan indo-belanda, yang spesial dari dia adalah caranya lari dan ngedribel bola sama cepetnya dan juga tendangannya lumayan akurat. Terus ditengah ada Ahmad Bustomi, dia ini pemain yang punya kemampuan untuk ngerebut bola dengan sangat tepat, jarang ada pemain yang bisa gocek dia. Selain itu tendangan bebas dan umpan silangnya bagus banget. Pokonya kalau harus digambarin kaya siapa mungkin dia ini adalah perpaduan tenacity – nya Samsul Bachri, visioner-nya Edward Ivak Dalam dan wise-nya Ansari Lubis. Sory gw harus sebut 3 orang itu, karna mungkin lu kenalnya mereka doank..
Pokonya gw optimis tim kita kali ini bisa berbicara banyak, nah lu juga bantu doa ya dari surga. Doa penghuni surga harusnya lebih didengar donk 
Besok udah masuk hari pertama bulan puasa, jadi bakal banyak cerita tentang kesabaran, keikhlasan, saling memberi, dan kasih. Semoga gw bisa belajar banyak dari mereka semua yang lagi beribadah puasa, sama seperti gw bisa belajar dari lu dulu.
Okay chid gw udah ngantuk nih, besok masih ada waktu buat cerita sama lu jadi tunggu aja ya..

Chelsea’s Coach

“Pak Ben saya baru saja menerima email dari klub Chelsea” ujar Blanco dengan nada yang terengah – engah.
“oh ya? Apa isi surat itu?” sahutku
“Anda ditawari klub untuk menjadi manager sekaligus pelatih.” Terang asistenku itu
“Coba kulihat sebentar.” Sanggahku dengan nada heran.
Blanco mengeluarkan tablet PC nya dari tas kecil miliknya, hampir saja terjatuh karna dia sangat gerogi. Sepertinya dia merasa sangat tidak percaya. Bahkan ketika harus menunjukkan email itupun dia sampai gemetaran.
“ini Pak..”
Lalu kubaca perlahan kata perkata dalam surat itu. Akupun kaget luar biasa, pasalnya aku hanyalah pelatih klub divisi 2 diliga Indonesia, itupun aku tidak pernah membawa tim itu juara sejak aku melatihnya 2 tahun lalu.
“coba kamu cek lagi, apa benar ini email resmi Chelsea?”
“sudah Pak, saya sudah mengeceknya..” jawab Blanco dengan nada yang meyakinkan.
“baiklah kalau begitu sehabis makan malam kita hubungi pihak klub untuk meminta konfirmasi”
Kami berdua pergi ke warteg terdekat untuk makan malam, seperti biasanya kami hanya makan – makan sederhana. Kami berdua sepakat untuk tidak makan makanan siap saji. Kami lebih suka makan ditempat seperti ini, dimana kami bisa berbincang – bincang dengan tamu warteg lainnya.
“Hey Pak Ben, kemarin bagus tuh anak – anak mainnya.” Sapa salah seorang ditempat itu.
“ah, masaih ada kekurangan disana – sini Pak.. Maaf kalo skornya Cuma 2 – 0” sautku padanya.
Masyarakat sekitar klub binaanku memang sudah mengenal akrab diriku dan asistenku. Kami sering bertemu ditempat – tempat umum dan saling sapa.
Usai makan aku dan asistenku langsung menuju apartemen sewaan kami. Blanco berjalan sangat tergesa – gesa saat itu, sepertinya dia sudah tidak sabar untuk meminta konfirmasi dari pihak klub.
Blanco meminta kunci kamar apartemenku dan langsung membuka pintu dan segera menyalakan notebook milikku yang ku letakkan dimeja kerjaku.
“Pak, mau langsung dibalas emailnya?” tanyanya.
“langsung saja kamu balas lewat alamat email saya” jawabku.
Begitu koneksi internet terpasang diapun langsung mengetik email balasan dengan sangat cepat. Tak lama kemudian masuklah email balasan. Lalu akupun meminta Blanco untuk meminta pihak klub bertemu langasung tatap muka.
Dari perundingan itupun akhirnya pihak manajemen klub itu membuat janji temu di Hotel Ritz Charlton 4 hari lagi.
Hari yang dinanti itupun datang. Blanco yang biasanya hanya mengenakan polo shirt dan celana jeans kuminta untuk mengenakan baju formal. Dia tampak canggung dengan pakaian itu, cara berjalannyapun tampak aneh. Aku hanya tertawa kecil melihat hal itu.
Kemudian kami menuju hotel dengan menggunakan mobil murahan milikku. Mungkin karna melihat mobil yang jelek itu sehingga security di hotel itu berkali – kali menggaruk kepalanya dan bertanya, “Bapa ada keperluan apa?”. Sebuah pertanyaan yang cukup melecehkan buatku, tapi Blanco selalu bisa menenangkan emosiku dengan celetukan dahsyatnya. “kami mau mengantarkan tulang sapi untuk pengganti sendok makan disini” katanya sambil tertawa.
Kamipun langsung menuju ruang pertemuan yang sudah disiapkan oleh pihak klub. Diruangan itu sungguh mengejutkan ternyata tak hanya 1 orang perwakilan klub yang hadir. Disana hadir pemilik klub itu Roman Abramovich dan kepala management keuangan klub yang tidak aku kenal, baik wajah maupun namanya. Dan dibelakangnya ada mantan kapten klub itu, John Terry.
“selamat siang Pak Ben, senang bertemu dengan anda.” Sapa Terry padaku.
“siang juga, terima kasih”
Lalu kamipun melakukan diskusi mengenai tawaran klub ini, selayaknya sebuah perundingan kesepakatan besar, kami banyak berdiskusi mengenai target dan gaya kepelatihanku. Roman hanya mendengarkan dan sesekali dia tertawa karna penjelasanku. Tentu itu bukan tertawaan menghina, dia seperti kagum dan heran.
Robert Adam tak hentinya menanyai apa yang akan kulakukan nantinya, sepertinya dia tidak mau rugi bila nantinya klub itu tidak memiliki target besar. Dan ditempat itu aku langsung mengatakan bahwa targetku adalah klub harus juara liga. Kusampaikan target itu dengan nada yang sangat optimis.
Perbincangan selama 2 jam itupun berakhir dengan tawaran kesepakatan nilai kontrak $ 300.000 perpekan dengan durasi kontrak 2 tahun dengan opsi perpanjangan 5 tahun. Sedangkan untuk Blanco disodorkan nilai kotrak 30% dari nilai kontrakku, yang membuatnya girang bukan main. Tidak heran karna sejak pensiun sebagai pemain sepakbola di liga Indonesia dia hanya bergaji Rp. 1.000.000 perpekan sebagai asistenku. Bahkan karna hal itu dia tidak pernah pulang kenegara asalnya Venezuela karna tak pernah memiliki uang yang cukup, sehingga kini ia memilih menjadi warga Negara Indonesia agar tak harus membayar pajak warga asing tiap tahunnya.
Sepulanganya dari pertemuan itu Blanco tak hentinya mengucapkan terima kasih padaku, dia merasa bersyukur bekerja sama denganku. Aku sampai meneteskan air mata karna melihatnya begitu bahagia. Aku tiba – tiba teringat dengan awal pertemuan kami. Ketika itu dia sedang duduk menyaksikannku melatih sepak bola disebuah perkampungan didaerah Pondok Aren kota Tangerang. Sekilas dari kejauhan aku sepertinya mengenal wajahnya, lalu kudekati dia dan ternyata benar dia adalah Fabio Blanco , salah seorang pemain Persita Tangerang yang kabarnya akan segera pensiun. Kami banyak berbincang saat itu. Sampai – sampai anak asuhanku menyadari keberadaan Blanco dan malah meminta tanda tangan. Lucu sekali melihat mereka berebut meminta tanda tangan ketika itu. Tapi tak sedikitpun Blanco merasa risih dengan anak – anak kecil itu, dia malah merangkul salah satu dari mereka sambil membubuhi tanda tangan di kaos mereka.
Sepekan kemudian tepatnya usai pertandingan liga aku dan Blanco mengumpulkan teman – teman di klub Satria Tangerang di aula berukuran 20 x 20 meter milik klub. Aku dan Blanco sangat tegang, kami takut mengecewakan semuanya. Kemudian akupun mulai berbicara.
“temen – temen jadi maksud saya mengumpulkan kalian semua adalah untuk menyampaikan kabar baik yang juga mungkin adalah kabar buruk .”
Seketika ruangan yang tadinya penuh canda tawa itu langsung mendadak hening dan penuh ketegangan, mereka nampak bingung.
“Langsung aja donk coach, jangan bikin bingung gini” ucap Suroso , salah seorang pemain klub binaanku.
“iya, saya akan cepet aja” timpalku
Aku menghela nafas dan membenarkan kerah bajuku. Kuperhatikan sekelilingku, ada yang menunduk ada pula yang menggenggam botol air mineral.
“Saya dan Blanco beberapa hari lalu dikirimi email dari klub Chelsea dan kami sudah melakukan pembicaraan kerjasama.”
Serentak ruangan itu langsung kaget bukan main, beberapa diantara mereka tertawa karna mengira ini hanyalah candaanku saja.
“sudah.. sudah..saya mengerti kalian pasti banyak yang tidak percaya, tapi faktanya memang saya sudah melakukan pembicaraan.”
Sekitar 20 menit aku menceritakan semuanya dan juga menjelaskan keinginanku untuk menerima tawaran itu. Dan aku juga member i tahu bahwa secara resmi pihak klub Chelsea akan mengirim perwakilannya pekan depan untuk membicarakan proses transferku dengan pihak klub Satria Tangerang.
Aku kembali melihat sekelilingku dan banyak diantara mereka yang mulai mentakupkan kedua tangannya di wajah mereka. Kini mereka percaya, karna memang selama ini mengenalku sebagai orang yang bisa dipercaya.
Usai itu bubarlah semua orang diruangan itu dan petugas kebersihan mulai membereskan aula itu. Seperti tidak percaya aku mulai meneteskan air mata karna harus meninggalkan klub ini. Ditempat inilah aku pertama kalinya bisa merasaka atmosfer sepakbola professional. Klub inilah yang berani berspekulasi memakai jasaku. Bahkan ketika aku masuk klub ini banyak diantara pemain didikanku berusia lebih tua dariku. Ya usiaku baru 31 tahun ketika itu.
Seminggu berselang usai pembicaraan transfer, aku dan Blanco pamit dengan seluruh anggota klub Satria Tangerang. Salah satu pemain andalanku meneteskan air mata yang tidak sedikit, Blanco langsung menghampirinya dan memeluknya. Jelas kami semua bersedih saat itu. Demi karir yang lebih tinggi lagi tentunya itu sangat harus terjadi.
Keesokan paginya aku bersama Blanco bersiap untuk terbang ke London untuk melakukan tes kesehatan. Blanco agak sibuk ketika itu karna harus membawa banyak barang kesayangannya. Dia membawa 1 koper besar dengan 2 tas jinjing berisi cd music favoritnya.
Didalam pesawat kami lebih banyak berbincang mengenai para pemain – pemain kami di klu ST FC. Sesekali kami tertawa mengingat kelakuan para pemain diruang ganti yang sering mempeloroti celana rekannya atau ketika mereka saling cela dalam candaan mereka.
Setelah menempuh perjalanan 1 hari penuh kamipun tiba di Stansted London. Dan kami sudah disambut oleh orang kiriman dari klub. Kami langsung dibawa ke Stamford Bridge dan menuju tempat pemeriksaan dan tes kesehatan. Tapi kami tidak lansung mengikuti tes itu, karna kami masih terlalu lelah, lagi pula memang masih pagi buta. Kami pun beristirahat dan melaksanakan tes kesehatan pukul 13.00 waktu setempat.
Usai melakukan pemeriksaan & tes kesehatan kami diminta menunggu 2 jam. Sambil menunggu kami kerestoran dekat stadion dan ternyata kami kebingungan harus makan apa. Bahkan Blanco berkata bahwa lidahnya sudah menjadi lidah lokal, dia sempat salah sebut. dia berseru minta pergedel. Aku hanya bisa tertaawa melihat asisten yang usianya 10 tahun dariku itu.
Setelah makan siang dan menunggu sejenak akhirnya hasil tes keluar dan kami dinyatakan lolos tes kesehatan. Kemudian kami diminta beristirahat agar nanti malam bisa langsung bertemu dengan petinggi – petinggi klub dan mulai membicarakan visi – misi.
Kami disediakan kamar diareal stadion. Tempatnya sungguh nyaman, aku merasakan suhu ruangan kamar kami lumayan hangat padahal suhunya hanya 18˚C. mungkin karna diluar suhunya jauh dibawah itu. Aku dan Blanco sama – sama merasa kedinginan, maklum dinegara asalnyapun Blanco tinggal daerah yang cukup panas.
“Pak Ben, aku khawatir tak tahan kalau harus tiap hari seperti ini.” Keluhnya.
“Ah kau ini, nanti juga terbiasa.” Sahutku sambil memegangi jari – jari kakiku yang mulai bergetar.
Kami akhirnya tertidur , aku lebih memilih tidur disofa agar lebih hangat, tempat tidurku kubiarkan kosong karna bantal dan selimutnya sudah kuambil. Sedangkan Blanco, dia mengkerutkan badannya seperti udang.
Jam waker berbunyi tepat pukul 18.00 , kami segera menyiapkan diri menuju meeting room. Tak seperti biasanya ketika aku bangun tidur maka akan banyak sekali keringat ditubuhku, bahkan sering menimbulkan bau badan. Kali ini justru berbeda, maka kuputuskan untuk tidak mandi, begitupun Blanco.
Sekitar pukul 19.00 datanglah orang suruhan untuk mengantarkan kami ke meeting room. Tadinya kupikir kami akan dijemput dengan mobil atau benda semacamnya, ternyata kami diantar hanya dengan berjalan kaki. Meskipun jaraknya tidak cukup jauh tapi aku merasa cukup kaget awalnya. Berbeda dengan ketika kami di Indonesia. Tapi setelah kuberpikir aku bisa mengerti, disini harga BBM sangatlah mahal. Aku salut klub sekaya ini ternyata juga masih berfikir untuk irit.
Akhirnya kami sampai diruang meeting. Blanco duduk disebelah kananku, sementara dikanannya ada kapten kesebelasan, Woods. Tinggal 1 kursi yang belum terisi, yang merupakan tempat untuk pemilik klub, Roman Abramovich.
“sepertinya Boss sedang dijalan, kita tunggu 10 menit lagi.” Ujar Robert sambil melihat jam tangannya.
Lalu tak lama kemudian Boss datang dan rapatpun dimulai.
“maaf saya telat, tadi kebetulan aku bertemu dengan kawan lama direstoran.” Ujarnya menyesali keterlambatannya.
Awal pembukaan rapat itu sungguh menjenuhkan bagiku, karna yang dibahas lebih kepada undang – undang internal klub ini. Jujur saja aku tidak terlalu ingin mendengar lagi aturan internal, karna hampir setiap klub sudah mengikuti aturan baku FIFA, aku mungkin sudah hafal urutannya.
Rapat mulai menarik ketika sudah menyangkut anggaran klub. Dari segala jenis anggaran, aku paling terkejut ketika disebutkan anggaran belanja pemain baru yang mencapai 250 juta euro. Angka yang sangat fantastis, aku bahkan sempat berfikir dengan uang sebanyak itu maka aku bisa membeli seluruh pemain dari 4 klub bebeda di Indonesia. Melihat aku tersenyum – senyum sendiri merekapun langsung menyadarkanku.
“Mr. Ben.. Mr. Ben..” ujar salah seorang diruangan itu yang tak kuketahui namanya.
“oh.. maaf.. aku sangat kaget mendengar angka fantastis itu.” Kataku sambil tersenyum malu.
Setelah selesai dengan anggaran – aggaran itu, kemudian Roman langsung mengambil alih pembicaraan.
“Bapak Ben, jadi berapa pemain yang akan anda beli dimusim ini?” tanyanya dengan nada yang cukup serius
“kami tentunya tidak mau klub kami hancur dengan pilihan buruk anda.” Lanjutnya.
Mendengar ucapan itu aku lumayan bingung, karna sebelumnya aku bahkan mengidolakan pemain – pemain diliga eropa dan kini aku dimungkinkan menjadikan mereka pemain asuhanku.
“mungkin aku akan membeli 12 pemain untuk semua posisi.” Lontarku pada Roman
“anda gila ??” tanyanya dengan nada yang cukup tinggi.
“tentunya saya tidak gila, tapi memang saya butuh pemain yang baru untuk setiap posisi.”
“lalu mau dikemanakan pemain yang sudah ada?” tanyanya lagi
“pemain yang sudah ada akan tetap kita pakai, mereka akan menjadi mentor bagi pemain baru.”
“aku tak mengerti dengan maksud anda, masa kita harus mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli pemain cadangan??” ucapnya sambil memegangi kepalanya.
“aku akan membeli pemain – pemain dari mancanegara, yang bahkan anda mungkin tidak mengenalnya. Itu semua kumaksudkan agar terjadi keragaman karakter, kemudian ketika mereka sudah beradaptasi dengan tim maka mereka berhak masuk tim inti.”
Ketika menyampaikan itu seluruh petinggi klub dan kapten tim menjadi sangat heran dan mereka tampak berdiskusi dengan orang disebelahnya masing – masing.
“Baiklah, semua kuserahkan pada anda. Saya juga sudah melihat video tim lama anda. Saya cukup puas melihat pemain – pemain di tim lama anda bisa memainkan sepakbola indah padahal mereka bukanlah pemain top.” Ujar Roman dengan senyum keyakinan.
Setelah itu kami bubar dan menuju penginapan masing – masing. Sambil jalan menuju tempat penginapan kami, Blanco berbicara padaku dalam bahasa Indonesia.
“Pak, saya khawatir klub akan kecewa dengan ucapan anda tadi.” Ujarnya dengan penuh kekhawatiran.
“Awalnya aku juga berpikir demikian, tapi tadi kau lihat sendiri Roman berkata demikian. Ini adalah peluang besar buat kita.” Kataku meyakinkannya.
“baiklah aku tak pernah berani untuk ragu padamu Pak.” Sahutnya.
Kemudian kami menghampiri pedagang majalah yang ada didekat apartemen kami. Aku berkenalan sejenak dengannya.dia cukup kaget ketika tau yang mengantarku adalah orang yang idikenalnya sebagai pegawai klub yang memang tugasnya adalah menemani pelatih dan pemain baru.
“Jadi anda adalah pemain baru klub ini?” tanyanya heran.
“oh bukan, aku adalah pelatih baru klub”
“mana mungkin, anda masih muda. !!” ujarnya lagi
“iya memang usiaku baru 33, tapi memang aku dikontrak untuk melatih disini.”
“sulit kupercaya, tapi memang aku sudah mendengar kabar bahwa akan merekrut pelatih baru yang belum pernah melatih klub eropa. Kalau boleh tau dari mana anda berasal?”
“aku dari Indonesia, mugnkin anda tidak tahu Negara apa itu.. hahah”
“ah tentu aku tau, aku pernah berkunjung kesana. Aku berlibur ke Raja Ampat tujuh tahun silam”
“wah bahkan aku tidak pernah berkunjung kesana sebelumnya”
Setelah bersenda gurau dengannya aku, Blanco, dan Christ segera masuk apartemen. Christ memberikan banyak pengarahan mengenai apartemen kami. Intinya kami sudah resmi menghuni apartemen itu untuk 1 tahun kedepan, dan segala fasilitas tambahan akan menyusul.

Keesokan harinya kami kembali berkunjung kemarkas dan mulai berkenalan dengan pemain. Banyak diantara mereka yang sudah kukenal, karna aku sudah sering melihat mereka di televisi. Mereka memang pemain – pemain top, tapi kini mereka hanyalah pemain didikanku. Aku hanya bisa tertawa dalam hati melihat kenyataan ini.
Aku mulai memperkenalkan diri, begitupun Blanco. Beberapa pemain junior bahkan mengira Blanco – lah pelatih baru mereka.
Setelah berkenalan dengan semua jajaran klub termasuk pelatih fisik dan dokter klub kami mengadakan sedikit sesi unjuk kebolehan. Aku meminta pemain yang paling mahir untuk maju dan memamerkan kemampuannya padaku. Semua pemain berteriak memanggil – manggil nama Woods, kapten tim yang memiliki kemampuan paling lengkap. Diapun akhirnya maju dan mulai melakukan juggling dan permainan apik mirip atlet freestyle football. Dan penutupnya dia melakukan tendangan bebas dari tengah lapangan.
“Mr. Ben lihatlah bola ini tidak akan pernah masuk kegawang.” Katanya dengan senyum lebar.
“tentu saja, itu sangat sulit dilakukan dari jarak sejauh itu.” Ujarku sambil tertawa kecil.
Bolapun ditendang dengan sekuat tenaga.. dan yang terjadi adalah…. Bola mengenai mistar gawang dan memantul keluar lapangan. Kemudian dia melakukan tendangan yang kedua dan hasilnya juga sama, begitupun untuk bola ketiga. Seluruh pemainpun bergemuruh kagum melihat apa yang dilakukan kaptennya itu. Aku makin tertarik dengan pemain ini, akupun tak heran bila musim lalu dia mencetak 18 gol dan semuanya dari hasil tendangan bebas.
Bersambung…