Adeku

Lukisan ade

Lukisan ade

Namanya Nadia, dia adalah sahabat yang merangkap sebagai ade gw. Kami pertama kali kenal 6 tahun lalu karena kami kuliah sekelas sejak semester  1.

Awalnya kami hanya teman biasa aja, bahkan kami berbeda geng, main barengpun jarang. Tapi diakhir-akhir masa perkuliahan kami jadi semakin dekat. Kami sering berbagi cerita tentang hal-hal yang kadang gak penting dan gak perlu diceritain.

Semester 1

Semester 1

Kami sempat jauh karena dia memutuskan cuti kuliah satu semester demi berjuang bersama band musiknya yang sedang banyak panggilan manggung untuk promosi. Tapi pada akhirnya dia bisa ngejar kuliah dan kamipun lulus kuliah bareng. Kami saling bantu selama proses penulisan ilmiah maupun skripsi. Gw gak mau dia terlambat  lulusnya, sementara gw bisa bantu dia. Gw lakukan semaksimal mungkin supaya kami bisa beresin semuanya. Begitupun sebaliknya dia berusaha bantu gw selama ngerjain skripsi.

Try to fix your shoes on your final exam

Try to fix your shoes on your final exam

Brosis

Brosist

Entah kapan awal mula gw panggil dia “Ade” dan dia panggil gw “Abang”. Gw suka dengan panggilan itu, gw ngerasa jadi punya seseorang yang bisa gw bimbing, gw lindungi dan gw sayang.

Dia adalah pendengar yang baik, dia mau luangin waktunya untuk dengerin cerita-cerita gw. Cerita tentang hal baik maupun tentang hal yang kurang baik tetap dia dengarkan dan sesekali dia akan kasih feedback yang berguna buat penyelesaian masalahnya.

When I need you to hear me, then you start to tell your story :')

Setelah lulus kuliah kami mulai jarang bisa ketemu, tapi kami tetep berkomunikasi lewat sms, telepon ataupun whatsapp messanger. Kami tetep berbagi cerita keseharian kami masing-masing. Gw sering dapet kabar tentang dia yang lagi rekaman, ngajar les piano ataupun lagi latihan biasa. Sebaliknya diapun selalu dapet kabar gw lagi lomba dimana, interview di kantor apa, diterima kerja dimana dan lagi sibuk apa. Bener-bener kayak keluarga kandung.

Saking udah anggap dia ade beneran, tiap kali tau dia lagi sakit gw akan kepikiran sepanjang hari. Karena biasanya dia sakit karena faktor fisiknya yang kelelahan. Rasanya mau tukeran aja biar gw yang di posisi, karena gw tau betul cara memulihkan tubuh yang kelelahan.

When You are getting sick

When You are getting sick

Dia juga sering andalin gw dalam banyak hal. Dia sering nanya jalan kalo lagi ada undangan audisi ataupun dapet murid les baru. Seolah dia yakin gw tau semua jalan di Jabotabek ini hahaha. Selain itu, dia juga sering minta pendapat untuk hal-hal yang berbau gadget. Eh, ngomong-ngomong berkat saran gw, hp kami mereknya samaan loh, Himax ! Merek lokal yang kualitasnya high level hehehe..

 

Dear Nadia,

Terima kasih untuk semua yang udah ade kasih. Waktu yang mahal, telinga yang lebar, ide yang cemerlang dan hati yang tulus untuk terus mendukung apa yang abang lakukan. Terima kasih juga untuk ilmu ikhlas yang kamu tularin. Gak banyak yang bisa abang kasih, tapi akan selalu ada waktu untuk kamu, telinga ini akan sama lebarnya untuk mendengar keceriaan dan keluhan kamu, hati ini akan sama tulusnya untuk selalu dukung kamu. Semoga hubungan kita ini bisa bertahan sampe tua nanti, lucu bayanginnya nanti anakmu manggil aku “Tulang” dan anakku manggil kamu “Bu Le” 😀

Love you, De.. 🙂

Screenshot_2015-08-15-23-29-40 Screenshot_2015-08-15-23-27-23

Vacancy to Bogor Batanical Garden

Vacancy to Bogor Batanical Garden

Break fasting together

Break fasting together

Holiday in Jogja

Holiday in Jogja

Trip to Untung Jawa

Trip to Untung Jawa

Pulang Kuliah

Pulang Kuliah

RUN never Stop

RUN never Stop

Ceritanya duet

Ceritanya duet

Ultah Ade

Ultah Ade

Lukisan pertama ade

Lukisan pertama ade

Sherenade chibi

Sherenade chibi

Pengalaman Spiritual Dari Cara Sederhana (Tribute to KKMK St. Matius Bintaro)

Halo semua,

Kali ini gw mau berbagi cerita tentang pengalaman spiritual gw beberapa waktu belakangan ini. Tenang aja gw bukan abis bertapa dan kesurupan. Hehehe..

Bulan April lalu, tepatnya tanggal 2 -4 April 2015 gw dan beberapa temen kampus pergi naik gunung ke Cikuray di Garut. Tanggal itu merupakan pekan suci buat umat Katholik, rasanya bodoh banget kalo gw malah gak ke gereja. Tapi yang gw pilih adalah pilihan bodoh itu, bukan tanpa alasan gw akhirnya memutuskan demikian.

Sabtu tanggal 28 Maret gw diajak temen untuk ikut, lalu gw gak bilang bisa ikut atau nggak. Baru di hari minggu tanggal 29 Maret, saat selesai misa gw gak langsung pulang. Saat itu gw duduk menatapi langit-langit gereja sambil merenung gw berucap dalam hati, “Kalau memang Tuhan hanya ada di Gereja tentu gak akan banyak yang bisa dilakukan Tuhan terhadap umatnya. Di sekolah, di Kampus, di Kantor pasti ada Tuhan, apalagi di Gunung.” Kalau kita sedikit ingat-ingat pasti kita akan menemui banyak orang-orang besar yang ke Gunung untuk berdoa, bahkan Yesus-pun ke gunung.

Hanya bermodalkan pemikiran demikian gw ambil keputusan untuk ikut naik gunung. Motivasi gw sederhana, gw mau merasakan pedihnya hari Jum’at Agung. Selama ini gw hanya bisa terharu dan bersedih ketika melihat Tablo Jalan Salib di geraja ataupun nonton film Passion Of The Christ yang hampir tiap tahun pasti di putar di tv.

Meskipun banyak teman yang menyindir, tapi gw gak ambil pusing karena yang gw lakukan adalah upaya untuk bertemu Tuhan.

Ini adalah pendakian pertama gw dan gw baru tau belakangan dari temen gw bahwa medan pendakian gunung Cikuray adalah salah satu yang tersulit.

Selama pendakian pelan tapi pasti menyadari keberadaan Tuhan disana. Mulai dari alam yang indah, cuaca yang cerah dan yang paling istimewa adalah ketika bertemu sesama pendaki. Walau tidak saling kenal, mereka dengan ramahnya menyapa dan menawarkan bantuan kepada gw saat kesulitan menaiki dinding-dinding jalur pendakian. Mustahil mereka melakukan itu semua tanpa campur tangan Tuhan, apalagi ditengan perjalanan gw terpisah dari kelompok gw. Dari sana gw memahami bahwa sesulit apapun masalah kita pasti akan ada perpanjangan tangan-tangan Tuhan yang datang membantu. Mereka menolong gw tanpa bertanya darimana gw berasal, apa suku gw dan apa agama gw. Mereka menolong begitu saja, sama seperti Tuhan Yesus yang mengasihi kita, tanpa memandang seberapa besar dosa yang sudah kita perbuat.

Dari pengalaman ini gw semakin yakin bahwa Tuhan ada dimana-mana.

Cikuray

Cikuray

Beberapa hari setelah pendakian ke Cikuray selesai kaka gw menginformasikan ada Misa Gunung yang diadakan oleh Kelompok Karyawan Muda Katholik (KKMK) Gereja Santo Matius. Mendengar acara naik gunung gw semangat banget untuk ikutan, tapi sejenak gw berpikir mengingat penyelenggaranya adalah pemuda gereja. Gw gak terlalu tertarik jika harus bergabung dengan organisasi atau perkumpulan yang berbau gereja. Penyebabnya adalah ketika gw kuliah gw sempat berdebat dengan salah seorang anggota Kelompok Mahasiswa Katholik (KMK) tentang kutipan-kutipan Kitab Suci. Lalu di lain kesempatan gw juga bertemu dengan pengurus lingkungan, saat kami sedang ngobrol beliau terus-menerus mengait-ngaitkan kebobrokan negri ini karena dipimpin oleh orang yang tidak memahami nilai-nilai ke-Katholik-an. Dari situ gw langsung menggeneralisir bahwa orang-orang yang ikut organisasi keagamaan cenderung ofensif dan memandang orang lain bodoh. Bagi gw kitab suci tidak untuk diperdebatkan, maka gw putuskan untuk meninggalkan dan tidak mau terlibat lagi dengan orang-orang macam itu.

Lanjut lagi ke Misa Gunung, singkat cerita gw putuskan untuk ikut, tapi gw tidak mau ikut terlibat dalam kegiatan pemuda. Kemudian entah bagaimana tiba-tiba aja Ka Tety menawarkan gw untuk gabung di grup Whatsapp KKMK. Gw awalnya menolak, tapi karena perasaan gak enak akhirnya gw mau. Seperti yang gw duga sebelumnya grup ini pasti akan tampil religius. Dalam sehari entah ada berapa kali kata-kata bijak dan doa-doa dibagikan dalam grup ini. Jenuh sekali rasanya.. Bukan, gw bukan orang yang benci dengan hal-hal seperti itu, karena gw pun sebenarnya sering melakukan hal yang sama di media sosial.

Persepsi gw tentang kelompok ini berangsur berubah, terutama ketika gw coba mengangkat kasus Mary Jane. Dari sana gw bisa paham bahwa kelompok ini adalah kelompok yang pemikirannya luas, tidak berfokus pada segelintir ide saja. Mereka demokratis, mereka kritis dan ide mereka taktis.

2 minggu menjelang pelaksanaan Misa Gunung, kami berkumpul untuk technical meeting dan pelatihan dasar, karena sebagian besar dari peserta belum pernah naik gunung. Menyenangkan sekali ikut technical meeting ini karena mentor menyajikan dengan sangat jelas. Saking asiknya ikut TM ini gw sampai merelakan membatalkan permintaan mengisi acara di pernikahan temen. Kebetulan waktu itu hujan deras, jadi masih ada alasan untuk membatalkan acara itu. Heheh..IMG_20150503_123158

Tanggal 14 Mei 2015, Hari H tiba.

Misa Gunung di Gunung Gede akan segera kami lakukan. Kami berangkat dengan 2 mobil tronton. Awalnya gw sempat khawatir bakal bengong sepanjang perjalanan, karena baru sedikit sekali yang gw kenal dan tau namanya. Tapi ternyata gak sampai 15 menit sudah banyak celetukan-celetukan segar dari peserta. Sepanjang perjalanan banyak sekali tawa bertebaran, sampai-sampai suara jadi serak

.IMG_20150514_140333IMG_20150514_130223

Ditempat penginapanpun demikian kami semua larut dalam candaan yang kadang cukup sadis, tapi kami semua tertawa lepas tanpa ada yang merasa tersinggung. Aneh sekali kalau diingat-ingat karena gw belom tau nama mereka satu persatu tapi bisa bercanda sekocak itu.

IMG_20150514_170404IMG_20150514_175911

Mereka juga orang-orang yang terbuka dengan masukan-masukan. Waktu itu gw coba membagikan trik menghangatkan badan untuk menghindari diri dari hipotermia. Tadinya mau pake hipnotis, tapi suasananya terlalu rame, khawatir gak bisa fokus. Akhirnya pake teknik pernafasan aja.

Tanggal 15 Mei 2015, Hari pendakian dimulai.

Kami semua memulai pendakian sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan. Di kelompok gw ada Martin, Angel, Stephanie, Josua, Nando, Hans dan Gw sendiri. Rencana awalnya adalah Hans jadi leader dan gw yang jadi sweeper, tapi dalam perjalanannya kami ternyata sering terpisah, tapi untungnya masih ada kelompok lain yang bisa beriringan selama pendakian. Petaka terjadi saat kami beristirahat di Pos 3, kaki kanan cedera dan gak bisa ditekuk penuh. Cedera yang udah lama gw punya sejak beberapa tahun lalu dan terakhir kambuh saat gw sedang mendaki Cikuray.

IMG_20150515_061701 IMG_20150515_063706

IMG_20150515_075020

Sakit banget rasanya, tapi perjalanan harus diselesaikan. Disinilah gw mulai kembali merasakan kehadiran Tuhan. Gw berujar dalam hati,

“Tuhan, batas kemampuanku sudah hampir habis, beri aku pertolonganmu ya Tuhan. Apapun itu.”

Tak lama setelah berujar demikian beberapa teman mulai menyadari ada yang aneh dengan langkah gw, merekapun menolong. Ya, benar gw selalu berusaha tampak baik-baik saja. Semua kemampuan fisik dan pengetahuan gw tidak cukup untuk menuntaskan pendakian ini. Beruntung ada mereka yang selalu mengulurkan tangannya, meneriakan semangat dan menunggu kaki ini sedikit pulih untuk langkah-langkah kecil ke atas.

Sampai di Surya Kencana, kaki ini seperti terselamatkan karena medannya yang datar-datar saja. Saat itu gw ditemani Mimi untuk menuju camp yang lokasinya dekat dengan sumber air. Mimi adalah salah satu dari tim medis yang geraknya sigap. Dia selalu mencoba membantu peserta yang keram ataupun kelelahan, walaupun ternyata dia gak ngerti cara memijat bagian-bagian yang cedera. Heheh..IMG_20150515_153349

Pukul 21.00 hampir semua peserta sudah masuk tenda untuk beristirahat. Kebetulan waktu itu hujan turun rintik-rintik. Jam 00.30 gw kebangun karena ada suara keras dari seoarng pria bersajak rindu di luar tenda. Mas Edy berusaha mengaggumi angkasa dengan untaian kata-kata romantis sembari mengingat sang rindu. Ini orang reseh banget ganggu tidur orang hahaha.. Pokoknya sejak itu gw gak bisa tidur dengan tenang. hahaha

Keesokan paginya kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gede, sekitar 1 jam waktu yang kami butuhkan untuk tiba dipuncak. Gak lama kemudian matahari mulai mengintip malu-malu menyapa pendaki. Dia menawarkan cahaya-cahaya jingganya sedikit demi sedikit sampai kami puas.

PicsArt_1431812343444

Setelah semua janji-janji keindahan puncak kami lahap, kamipun turun. Baru beberapa langkah kaki kanan dan kiri gw mendadak sakit luar biasa. Rasa sakit seperti ini terakhir kali gw rasakan waktu gw abis lari maraton. Karena kaki hampir sama sekali gak bisa diandalin untuk menuruni puncak gunung maka gw bergerak kayak orang utan. Tangan kanan dan kiri gw bergantian meraih batang-batang kayu dipinggiran jalur pendakian, sedangkan kaki hanya pasrah mengikuti arah tangan meraih batang-batang pohon. Sampai akhirnya gw benar-benar jadi yang paling belakang karena lambatnya. Beruntung masih ada Mbak Yeni & Mas Byan yang sabar memantau dan menolong gw. Mereka juga sangat membantu gw dalam menjaga semangat dengan cara terus mengajak gw ngobrol sampai akhirnya gw  bisa memijakkan kaki di tanah datar Surya Kencana.

Setelah berkemas-kemas kami memulai Misa Gunung yang dipimpin oleh Romo Alfons. Ini adalah pengalaman pertama gw mengikuti misa di gunung. Keren banget rasanya bisa misa sambil merasakan semua elemen alam. Membaur bersama saudara seiman, meresapi kehadiran Sang Khalik dalam hati masing-masing. Misa yang rasanya gak akan bisa gw lupain seumur hidup gw. Kapan lagi misa bisa pake kaca mata item dan muka ditabrak-tabrak angin hahaha..

IMG-20150519-WA0002 IMG-20150519-WA0005

Selesai misa kami bersiap untuk turun gunung. Disinilah kekhawatiran terbesar gw muncul. Ketika naik menuju Surya Kencana, hanya kaki kanan saja yang cedera, sedangkan saat akan turun kondisinya lebih parah, dua kaki gw udah payah. Untuk sekedar melangkah normal aja gw harus menahan sakit, apalagi harus menopang berat badan saat memijaki turunan gunung ini. Atas seizin Mas Yoyon gw boleh pinjem trekking pole punyanya. Alat ini sangat membantu untuk menjaga keseimbangan saat melangkah, berasa punya 3 kaki.

IMG_20150516_112501

Karena besarnya rasa kasih tim medis, gw didampingi 3 orang sekaligus untuk menuruni gunung ini. Ada Anni, Else dan Mimi yang langkahnya selalu mengawasi gw. Selain itu juga ada Mbak Yeni, Paul M dan Mas Byan yang menjadi sweeper. Berkali-kali gw harus meringis kesakitan karena salah landing akibat dari kaki yang memang udah gak bisa ditekuk sempurna.

Karena irama langkah yang makin melambat akhirnya tiga tim medis itu maju duluan karena masih banyak yang butuh bantuan di depan sana. Tinggallah kami berempat dibarisan paling belakang sampai hari mulai gelap. Paul M selalu berusaha mengulurkan tangannya untuk membantu, tapi gw selalu menolak karena gw yakin masih bisa dan karena dia juga udah kesakitan jari-jari kakinya. Hal yang membuat gw masih bertahan untuk terus melangkah adalah watak gw yang gak mau nyerah. Itu adalah berkat terbesar dari Tuhan yang gw miliki. Lalu seolah Tuhan tidak hentinya memberi pertolongan, Ia kirimkan Paul dan Wawan untuk membantu kami menuju pos penginapan.

IMG_20150516_171946

Sampai di penginapan kami semua segera berkemas untuk pulang menuju Gereja Santo Matius Bintaro.

Dari kejadian ini gw kembali menemukan Tuhan dalam hati dan tindakan temen-temen di KKMK. Kemurahan hati untuk menolong, kemurahan hati untuk  bersabar dan setia kawan.

Sepekan berlalu setelah Misa Gunung, tersiarlah rencana untuk Napak Tilas ke-2 di tanggal 30 Mei 2015 sebagai pentup bulan Maria. Napak Tilas ini mengambil rute jalan kaki dari Gereja Santo Matius Bintaro sampai Gereja Katedral Jakarta dengan jarak total 26 Km. Awalnya gw gak bisa ikut karena udah berencana naik gunung sama temen-temen kantor dan kalaupun batal naik gunung sudah ada request dari temen untuk ngisi acara di pernikahannya.

Ada perasaan ingin terus ikut semua kegiatan KKMK yang waktu dan tempatnya bisa gw jangkau. KKMK juga sedang menggiatkan senam Zumba Dance yang dilaksanakan tiap sabtu jam 7 pagi. Sayangnya gw gak bisa ikut karena memang sabtu juga kerja. Lalu ada juga badminton yang lewat bantuan Romo Tyo kami bisa menggunakan hall sekolah Ricci II.

Lewat grup Whatsapp kami semua berkomunikasi untuk segala kegiatan-kegiatan yang akan kami lakukan, termasuk ketika akan mengadakan doa  Rosario bersama. Hmmm… udah lama banget gw gak ikut doa Rosario bareng dimana gw bisa mendapat giliran membacakan doa Salam Maria. Kalo gak salah tahun 2012 gw terakhir kali ikut doa Rosario bareng kayak gini. Tahun lalu gw masih ikut doa Rosario tapi massal di Gereja Santo Thomas Kelapa Dua, sebelum misa di mulai. Makanya ketika Satrio mengajak, gw pastikan gw ikut dan batalkan semua orderan sketsa.

29 Mei 2015, Kemarin saat Rosario Bareng gw udah ngeprint tata cara doa Rosario. Mungkin kemarin temen-temen ada yang liat gw masih terus menerus liat kertas saat doa Rosario berlangsung, maaf karena gw memang bener-bener gak inget urutannya. Ampuni aku ya Tuhan. Heheh..

IMG_20150529_200109

30 Mei 2015, Napak Tilas

Gw sebelumnya bilang akan mengusahakan untuk bisa ikut, gw akan kejar waktunya supaya bisa sempat join. Ternyata gayung bersambut, konsep acara pernikahan temen dimodifikasi, untuk hiburan dilangsungkan menjelang siang hari, jadi gw gak harus berpartisipasi karena gw masih kerja di kantor. Ketika gw datengpun hiburannya udah hiburan tradisional. Gw langsung ngabarin Adji untuk bisa ikut Napak Tilas.

Kami semua ngumpul jam 21.00 di sekolah Ricci II, lalu memulai perjalanan jam 21.21, rute perjalanan yang dipilih mirip dengan rute angkot dengan alasan keamanan seluruh peserta. Kami dibagi kedalam 4 kelompok, gw tergabung dalam kelompok 3 dengan ketuanya adalah Fia.

IMG_20150530_223247 IMG_20150530_230911 IMG_20150531_010055 IMG_20150531_031221

Beberapa panitia tidak ikut Napak Tilas karena bertugas menjadi koordinator rute, konsumsi dan dokumentasi. Salut buat konsumsi yang gak habis-habis, jangan-jangan ada sentuhan tangan Tuhan kayak pas Yesus melakukan mujizatnya terhadap 2 ikan dan 5 roti hahaha..

Diawal perjalanan gw lancar-lancar aja dan kecepatan gw juga cukup stabil, tapi di sepertiga akhir perjalanan gw lagi-lagi cedera, kali ini ditelapak kiri, alhasil gw harus menyelesaikan perjalanan dengan terseok-seok. Lagi-lagi kesetiakawanan anggota kelompok  sangat terlihat disini. Mereka selalu menunggu gw yang berkali-kali harus meregangkan dan meluruskan kaki. Meskipun harus jalan terpincang-pincang Puji Tuhan gw masih bisa sampai di Gereja Katedral dengan selamat. Setelah semua kelompok tiba, acara dilanjutkan dengan doa Rosario bersama sebelum kami pulang dengan metro mini yang rasanya seperti Alphard hahaha..

IMG_20150531_050056

Next, kita akan mengadakan operasi bersih (opsih) tapi dengan konsep yang tidak membuat KKMK hanya menjadi petugas kebersihan. Semoga bisa terlaksana.

Mumpung masih bertugas di Jakarta gw akan coba untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan KKMK. Syukur-syukur bisa berkontribusi lebih..

Terima kasih Tuhan untuk semua kebaikanMu mengirimkan tangan-tangan kecil untuk mengajakku masuk komunitas yang baik ini.

Terima kasih Romo Alfons untuk semua khotbah dan teladan manusiawinya. Saya baru tau seorang Romo-pun bisa luwes bergabung dengan anak muda. Hehe..

Terima kasih untuk Mimi, Else dan Anni yang selalu menghibur di saat kondisi sudah serba payah, aku izinin kalian manggil “Aim” sampai kapanpun kalian suka hahaha..

Terima kasih Mas Byan, Mbak Yeni, Mas Wawan, Paul, dan Paul M yang sudah bersedia menjadi sweeper di masa-masa kritis.

Terima Kasih Mas Kelik, Mas Miko, Mas Edy dan Satrio  yang udah ngasih banyak ilmu hiking

Terima Kasih Adji dan Ka Tety yang udah mefasilitasi untuk gabung di KKMK

Terima kasih Mas Yoyon yang bersedia minjemin trekking pole-nya

Terima kasih kelompok 2 hiking (Hans, Martin, Angel, Stephanie, Josua dan Nando) yang terpaksa direpotin selama pendakian.

Terima kasih untuk Ka Josephine yang udah nyediain konsumsi selama Napak Tilas episode 2.

Dan terima kasih buat semua anggota KKMK yang gak disebut namanya, bisa puluhan lembar kalo semuanya ditulis.

Terima kasih sudah mau menerima gw dalam komunitas baik dan koplak ini, kalian adalah perpanjangan tangan Tuhan yang sedang membantu gw untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Semoga kita segera dipisahkan karena pernikahan hahaha..

IMG_20150516_061100 IMG_20150516_062148 IMG_20150516_064503

Belajar dari Cikuray

Tanggal 2, 3 dan 4 April 2015 adalah hari yang udah gw persiapkan untuk pergi ke Garut, lebih spesifiknya ke Gunung Cikuray. Untuk  pertama kalinya gw akan naik gunung. Sebenernya boleh dibilang gw cukup dadakan untuk ikut trip ini, karena awalnya gw cuma diceritain aja sama temen gw, Bejong dan Jon waktu gw lagi main ke rumah Bejong tanggal 28 Maret 2015. Singkat cerita gw ambil jatah cuti di kantor untuk bisa ikut trip ini.

Salah satu hal yang memungkinkan gw bisa ikut walau dengan persiapan yang mepet adalah karena Kakak gw punya alat lengkap untuk naik gunung, jadi selain gw gak perlu repot nyiapin alat juga sangat mengirit biaya hahaha.. Gw tinggal buat ceklis perlengkapan apa aja yang akan gw bawa.

Untuk mempermudah komunikasi antar anggota kelompok yang ikut trip ini, Bejong buat grup di Whatsapp. Seru ngeliat obrolan di grup ini karena selain gw, masih ada Moe dan Githa yang juga baru pertama kali bakal naik gunung, jadi pertanyaan mereka berdua tentang persiapan hiking ini seringkali adalah pertanyaan yang mau gw sampaikan juga hehehe..

Awalnya rombongan kami ada 6 orang, yaitu Gw, Bejong, Jon, Moe, Githa dan Arum, tapi beberapa hari sebelum keberangkatan Arum mengundurkan diri karena siklus bulanannya datang, lalu yang paling tragis adalah Githa yang batal ikut karena di hari H diminta orang kantornya untuk tetep kerja di hari sabtunya. Mungkin diantara kami juga sempet terlintas untuk ngebatalin aja, apalagi kalo ngeliat cuaca saat itu memang sedang tidak kondusif.

Malam tiba, temen-temen yang lain sudah bergerak menuju terminal Kampung Rambutan, sedangkan gw masih bingung mau berangkat pake apa karena jarak rumah gw lumayan jauh kalo harus ditempuh pake mobil, tiba-tiba gw kepikiran untuk bawa motor aja. Gw langsung hubungin Aji supaya gw bisa nitip motor dirumahnya, kebetulan rumah Aji jaraknya gak jauh dari terminal Kampung Rambutan.

Sampe di rumah Aji gw disambut sama Opa dan Mama Aji, karena Aji masih di jalan sehabis pulang dari kantor. Untungnya gw udah sangat akrab sama keluarga ini, jadi gak perlu canggung-canggung lagi. Gw dan Mama Aji ngobrol banyak hal sampai akhirnya Aji datang dan ikut ngobrol juga. Sekitar jam 21.30 gw pamit dari rumah Aji untuk menuju Kampung Rambutan karena sudah ada Jon yang udah nunggu lama.

Berangkat

Berangkat

Sekitar Jam 22.30 akhirnya kita semua sudah lengkap. Kami makan nasi padang di warung makan dekat terminal, lalu dilanjut ke dalam terminal untuk naik bus jurusan Garut. Setelah semua kursi terisi jam 23.00 Bus berangkat menuju garut, tarifnya adalah Rp.52.000. Perjalan malam itu lumayan macet, aneh ya padahal udah tengah malam dan bukan hari libur tapi kok macet ya ? Singkat cerita kami semua tiba di terminal Guntur jam 5.50. Disana sudah ada Fahmi dan Hilman, mereka gabung dengan rombongan kami, jadi total kami ada 6 orang. Setelah ngumpul temen-temen langsung menuju mushola untuk sholat.

Nyampe Guntur

Nyampe Guntur

Di terminal Guntur gw ketemu temen gw waktu masih kerja di iLab Gunadarma, namanya Ridwan. Dia mau naik gunung Papandayan katanya. Sebenernya gw juga ngeliat banyak mahasiswa Gunadarma, tapi gw gak tau namanya jadi waktu papasan palingan kita cuma bisa tukar senyum dan sesekali ada yang nyapa, “Hei kak..”, pasti dia dulu praktikan di iLab hehe..

Setelah selesai sholat dan sarapan kami langsung menuju mobil angkot yang kami carter untuk anter kami ke kaki gunung Cikuray. Tarif dari terminal Guntur ke kaki Gunung Cikuray adalah Rp.45.000. Ditengah perjalanan menuju kaki bukit angkot yang kami naiki diberhentikan oleh seorang yang punya mobil bak terbuka dan setelah berdiskusi dengan Pak supir, kami semua dipindahkan ke mobil bak terbuka itu karena alasan keselamatan. Sempat terlintas pikiran negatif karena gak percaya masa angkot dianggap gak aman naik bukit ?? Tapi begitu dijalani gw baru percaya karena memang jalurnya sangat terjal, jadi butuh mobil dengan silinder cc lebih besar.

IMobil bak Kebun teh

Kami hanya diantar sampai di bawah pos Pemancar, pos terakhir dimana mobil bisa lewat, selebihnya kami tapaki dengan kaki kami masing-masing. Baru sebentar Moe udah mulai kelelahan karena tas yang dia bawa berat dan gak sesuai sama ukuran badannya yang kecil. Lalu gw putuskan untuk tukeran tas sama Moe, karena ukuran tas gw lebih kecil. Lalu kami lanjutkan lagi menuju Pos 1 melewati jalan setapak di kebun teh.

Sampai di Pos 1 kami harus didata dulu untuk jaga-jaga seandainya kami tersesat, agar ada yang bisa bantu kami nantinya. Tidak ada tarif khusus di pos ini, jadi seikhlasnya saja kami memberi uang ke petugas pos jaga.

Perjalanan sesungguhnya dimulai dengan Fahmi sebagai Leader, sedangkan gw dan Bejong bergantian menjadi sweeper. Sebagai sebuah pengalaman pertama gw gak pengen banyak mengeluh, tapi apa daya medan mendaki yang gak basa-basi bikin gw kualahan, belum sampai kami di Pos 2 tapi gw udah stress, bahkan ketika otak gw masih optimispun ternyata kaki kiri gw udah gemetar hebat. Gw putuskan untuk minta berhenti sejenak untuk balikin kekuatan kaki. Fahmi, Hilman dan Bejong yang jam terbangnya udah banyak mengingatkan untuk jangan malu-malu untuk minta istirahat kalau memang sudah lelah.

Break

Tired

Sampai di Pos 2 kami istirahat untuk makan siang. Disinilah pertama kalinya gw mengenal alat-alat masak di dunia pendakian hahah..

Break

Break

Selesai makan kami langsung melanjutkan pendakian. Entah apa yang merasuki otak gw sampe bikin semangat banget. Gw naik duluan dan berada paling depan diantara temen-temen yang lain, tapi itu gak berlangsung lama karena akhirnya kesusul sama Hilman dan Bejong karena kaki kiri gw kembali gemetar. Bejong dan Hilman terus melaju karena mereka mau segera dapetin lapak buat bikin tenda.

Di Pos 3 gw istirahat sambil nunggu Jon, Fahmi dan Moe. Ada perasaan bersalah juga karena tadi sempet egois naik duluan. Gw lupa ada Moe yang pasti lebih lemah dibanding kami semua. Sekitar 10 menit gw tunggu mereka gak keliatan juga, akhirnya gw putuskan jalan sendiri lagi, mulai dari situ gw jalan bareng kelompok lain. Medan dari Pos 3 menuju ke Pos 4 adalah yang paling sulit karena suduh kemiringannya hampir rata 90 derajat. Butuh bantuan pegang batang dan akar pohon untuk nanjaknya. Bahkan gak jarang orang yang mau naik dibantu dari atas oleh yang sedang turun gunung.

Tiba di Pos 4 gw dan beberapa anggota dari kelompok lain istirahat sejenak, tanpa terasa gw malah ketiduran sekitar 5 menitan. Beruntung gw dibangunin sama orang yang sejak di Pos 3 selalu bareng gw, mungkin kalo gak dibangunin gw bisa tidur lama banget karna kecapean.

Baru sampe di Pos 5 gw udah disambut sama hujan rintik-rintik. Hampir semua pendaki mulai panik dan bergerak lebih cepat, gw pun jadi ikut demikian haha.. Maklum gw gak ngerti harus apa kalo ngadepin situasi pendakian kayak gitu, jadi apa yang gw liat adalah yang akan gw tiru haha

Sekitar jam 13.30 akhirnya gw tiba di Pos 6. Begitu masuk di Pos 6 gw celingak-celinguk nyari Bejong dan Hilman, karena gak ngeliat mereka gw putuskan teriak aja..”Jooooooooooonnngggg !!!!!!!”

Langsung disautin Bejong yang nongol dari dalem tenda “Woiii”

Si Bejong malah ketawa karna katanya gw teriak kayak bocah hahaha..

Rebahan sebentar dan mulai coba beresin tenda yang masih ala kadarnya itu..

Disinilah Bejong untuk pertama kalinya bilang bahwa berdasarkan pengalamannya, pendakian gunung ini adalah yang terberat yang pernah dia lalui, lebih berat daripada Semeru. Whattttt??

20 menit kemudian Fahmi, Jon dan Moe nyampe. Muka Moe udah pucet banget, gw langsung rangkul Moe dan bantu dia lepas ransel. Berhubung hujan makin deras Jon langsung ngeluarin tenda dan kami langsung rakit tenda itu, tapi ternyata Bejong dan Fahmi lupa susunannya. Beruntung ada kelompok lain yang tau dan datang membantu kami untuk merakit tenda itu. Setelah tenda selesai dirakit eh hujannya berhenti hahah..

Setelah tenda berdiri dan sudah dibersihkan, kami bergantian masuk tenda untuk berganti baju karena sudah kotor dan basah. Setelah merasa bersih persiapan memasakpun dilakukan. Ada hal baru lagi yang gw pelajari,kali ini dari Fahmi dan Hilman, yaitu cara membuat kompor darurat dari kaleng bekas dan spirtus. Kebetulan kami mau masak nasi dan lauk secepatnya, perut kami sudah lapaaarrr hahaha..

MasakCapek

Menarik karena makanan yang dibawa benar-benar sederhana tapi jadi terasa sangat enak karena dibuat di alam bebas 🙂

This is it !

Selesai makan hujan turun lagi, Fahmi dan Hilman masuk ke tenda kecil, sedangkan gw, Jon, Bejong dan Moe di tenda besar. Kira-kira jam 19.00 kami awalnya ingin langsung tidur karena sudah lelah, tapi ternyata yang bisa tidur cuma Jon. Sedangkan kami bertiga masih asik ngobrol. Obrolan kami gak jauh-jauh dari masalah kehidupan sehari-hari kami di tempat kerja dan masalah jodoh hahah.. Malam itu Moe jadi subjek utama untuk curhat ini-itu, kami berdua berusaha mancing-mancing supaya Moe mau cerita ini-itu dengan leluasa hihihi..Entah jam berapa akhirnya kami mulai ngantuk dan tumbang satu per satu.

Seperti biasanya gw bangun di Jam 01.00, ya ini adalah alarm alamiah dari tubuh gw, lalu gw sayup-sayup denger Moe

“Ber.. gw kedinginan.. Ber gw kedinginan..”

Gw langsung lepas sleeping bag punya gw dan taro ke badannya Moe. Lalu ada kejadian kocak disini, karena dengan gerakan santai si Bejong langsung ambil sleeping bag itu dan ngelipetnya.. Setelah gw perhatikan sepertinya dia setengah sadar ngelakuin itu alias ngigo hahaha.. Tapi dia juga ngelepas jaketnya dan kasih ke Moe. Bingung kan sebenernya Bejong ini sadar atau nggak ?? hahah

Jam 03.30 gw bangun karena mulai kedengeran suara pendaki-pendaki lain yang mulai nyiapin diri untuk lanjutin perjalanan ke puncak. Gw saat itu gak langsung bangunin temen-temen karena sepertinya mereka masih lelah. Berhubung gw juga kedinginan jadi gw coba main teknik pernafasan untuk hangatin tubuh.

Sekitar jam 03.50 gw bangunin temen-temen supaya bisa siap-siap masak makanan biar punya tenaga untuk nanjak kepuncak. Kami makan dan minum sedikit aja pagi itu, lalu lanjut ke pendakian sekitar pukul 04.50

Dengan keadaan yang masih gelap itu kami berjalan menuju puncak. Perjalanan lanjutan ini lumayan ringan karena kami gak bawa ransel carrier. Tantangan terberatnya ya karena gelap jadi harus lebih hati-hati, meskipun gw bawa senter LED tetep aja harus jeli supaya kaki gak kesangkut di akar ataupun batu. Tiba di Pos 7, ternyata di sini tanah datarnya lumayan luas jadi lebih bagus seandainya kami pasang tenda di sini, tapi apalah daya kemarin kami sudah lelah ahahah

Kami sempat istirahat sekali sebelum sampai di puncak. Selesai istirahat matahari mulai muncul, senter mulai gw padamkan dan kami melajutkan perjalanan dengan lebih mudah.

Break

“Kiiiiiiiw.. kiiiwww….”

Begitulah cara pendaki meminta kode pada pendaki lainnya untuk tau apakah puncak sudah dekat atau masih jauh, jika mendapat balasan dari atas maka artinya puncak sudah dekat..

“Kiiiiiw.. Kiiiiww..”

Begitulah balasan yang kami terima, tak lama kami bisa mendengar banyak suara euforia pendaki lain yang asalnya dari puncak.

“Akhirnya….” Ucap gw saat itu..

Gw semangat banget naik ke puncaknya..

Perjalanan hampir 1 hari 1 malam akhirnya tuntas di tanggal 4 April 2015 jam 05.50 WIB

Puncaaaaakkkk

Puncaaaaakkkk

Matahari dari ufuk timur mengintip malu-malu

Awan putih berebut posisi memeluk gunung

Angin lembut mengalir di wajah-wajah pemuda

Terdengar sorak-sorai pendaki memuja Sang Khalik

Getar kaki mengiringi syukur kami pada-Nya

Tanpa berjanji dia memberi bukti bahwa dia indah

IMG_20150404_061447 IMG_20150404_061047 IMG_20150404_060108

Dipuncak ini kami bisa liat wajah-wajah bahagia yang mungkin beberapa jam lalu sudah sangat kacau balau menahan lelah. Kami semua membaur dalam bahagia, menjadi saksi bahwa alam ini bukan untuk ditaklukan, karena dia adalah kawan.

Setelah puas dengan indahnya matahari, awan,udara dan lekuk gunung kami berenam turun kembali menuju tenda kami di Pos 6. Perjalanan turun kali ini menghadapkan kami pada situasi kebalikan dari sebelumnya dimana kami harus selalu mengalah dan mendahulukan pendaki lain yang ingin naik. Kalau kata Bejong ini adalah cara kita menghargai pendaki yang sudah mengumpulkan momentum untuk mendaki, jangan sampai hentakan nafasnya putus karena terganggu orang yang sedang turun gunung.

Turun Gunung

Turun Gunung

Turun Gunung

Untuk terakhir kalinya kami memasak makanan untuk isi tenaga turun gunung. Gw pribadi mencoba untuk menikmati makanan ini dengan perasaan yang beda. Entah kapan lagi gw akan merasakan pengalaman ini, sepanjang hari ditemani suara alam yang jujur..

Makan terakhir

Makan terakhir

Masak terakhir

Masak terakhir

Sebelum berangkat menuju kaki bukit kami kumpulkan semua sampah milik kami dan membakar sampah milik orang lain yang ada disekitar tenda kami. Kata Hilman Ini adalah etika pendaki sejati.

Bawa sampah

Bawa sampah

Kami turun dengan kecepatan yang biasa-biasa saja, namun sayang karena dijalan antara Pos 3 dan Pos 2 hujan turun dengan derasnya, kamipun sempat beristirahat dan memasang tenda sambil menunggu hujan reda, tapi hampir setengah jam berlalu hujan tak kunjung reda. Kami putuskan tetap berjalan walau hujan masih turun rintik-rintik. Ujian kembali datang karena hujan deras kembali turun dan kali ini kami pasrah saja melanjutkan perjalanan.

Turun Gunung

Turun Gunung

Kami kesulitan menuruni gunung ini karena selain medannya yang terjal juga karena hujan membuat tanah menjadi sangat licin dan cenderung membahayakan keselamatan. Di Pos 2 kaki kiri gw gemetar hebat dan mulai terasa sakit.

“Makin sulit.. makin sulit..”

Begitu kalimat yang gw ucapkan dalam hati.

“Jong, kita tukeran kaki kiri Yuk..” Ucap gw saat bercanda ke Bejong yang kaki kanannya udah cedera dari kemarin.

“Yaah.. rusak dua-duanya donk gw..” Kata Bejong menimpali candaan gw itu.

Hujan makin deras, kami masing-masing berusaha menambah kecepatan supaya segera sampai Pos 1, alhasil Fahmi, Hilman dan Jon menghilang dari pandangan kami. Sedangkan Bejong memperlambat langkahnya karena melihat gw yang juga masih fokus bantu Moe yang udah sangat lelah. Lalu Bejong ambil sampah yang gw bawa dari sejak awal kita turun, supaya gw bisa bantu Moe lebih mudah. Tapi apalah daya, Moe udah sangat lemah, sesekali dia mengeluh kakinya sudah sangat capek. Mendengar itu Bejong kembali mempersulit dirinya dengan membawakan ransel yang dibawa Moe. Sekarang Bejong bawa 2 ransel. 1 carrier besar di belakang dan 1 ransel sedang didepan. Sedangkan gw kembali membawa kantong sampah sambil terus menjaga Moe.

Sesekali Moe minta istirahat, hal inilah yang membuat kami berdua akhirnya terpisah dari Bejong. Gw bahkan gak tau sekarang Bejong ada di depan kami atau belakang kami. Gw fokuskan untuk terus bantu Moe supaya dia tetap bisa jaga irama langkahnya walau sudah sangat lambat. Beberapa kali moe jatuh terpeleset karena kakinya gak berpijak di tempat yang bener.

Sejak di Pos 2 kaki kanan dan kaki kiri gw udah sangat sakit dibagian belakang lutut, serasa uratnya mau putus. Tapi itu semua gw abaikan ketika gw harus bantu Moe. Benar kata orang, bahwa kita akan menjadi lebih bersyukur ketika kita sadar ada orang yang kondisinya lebih parah dibanding diri kita. Gw terus melangkah menuruni gunung sambil menginjak tanah untuk membuat jalur buat Moe supaya dia bisa melangkah lebih mudah. Beberapa kali gw jatuh terpeleset saat mencoba mebuat jalur pijak untuk Moe. Gw abaikan celana, baju dan sepatu yang udah gak jelas bentuknya itu. Yang ada di otak gw adalah gimana caranya supaya kami bisa tiba di Pos 1 dengan selamat.

Nafas ini makin sesak saat gw jatuh terpeleset, kali ini bukan karena licin melainkan karena mata gw gak fokus ngeliat jalan. Gw berdiri secepatnya supaya jaga semangat gw dan Moe, karena pasti dia bakal stres kalo gw gak bangkit segera. Dia aja udah lemah dengan langkahnya, apalagi kalo harus ikut mikirin langkah gw.

Akhirnya kami bisa ngeliat Pos 1 dari kejauhan, medan yang kami tempuhpun makin sulit karena jalurnya murni dari tanah lempun yang licin lebih parah daripada medan sebelumnya, Puji Tuhan kami bisa sampai Pos 1 dan bertemu denga teman-teman lainnya. Gw sempat kaget karena ternyata Bejong gak ada, padahal gw pikir dia udah mendahuli kami berdua. Sempat bingung karena perasaan kami berdua udah sering berhenti. Jangan-jangan cedera Bejong makin parah.. Mau nyamperin tapi kaki kanan dan kiri gw udah mau remuk rasanya, gw cuma bisa berharap-harap cemas saat itu. Kami memilih berpositif thinking bahwa Bejong baik-baik saja. Fahmi langsung melaporkan ke petugas Pos jaga bahwa kami berenam sudah turun dengan selamat.

Sekitar 5 – 10 menit kemudian akhirnya Bejong dateng dengan kondisi yang kayaknya lebih parah dari gw, tapi syukur alhamdulillah dia udah tiba dengan selamat.

Kami lanjutkan perjanalan kami menuruni bukit menuju stasiun pemancar untuk naik mobil charter menuju terminal Guntur. Disinilah puncak rasa sakit kaki kanan gw terasa, bahkan untuk menuruni jalan setapak sesekali gw memilih untuk ngesot aja dibanding harus menapaki, karena sakitnya udah parah banget.

Setelah setengah jam lebih kami menunggu, akhir mobil bak yang akan membantu kami menuju terminal datang. Berhubung saat itu masih hujan, jadi kami diberikan terpal yang membuat kami semua yang menaiki mobil bak itu serasa mirip seperti sayuran yang baru saja dipanen. hahaha..

Ya begitulah pengalaman pertama gw naik gunung, apapun itu gw sangat bersyukur.

Terima kasih Tuhan sudah memberikan pengalaman yang berharga lewat kejadian dan kemungkinan terburuk yang terjadi, mulai dari mendaki medan dengan kemiringan 90 derajat, hujan saat pendakian dan turun gunung dan yang terakhir yang paling sulit adalah saat harus pura-pura kuat padahal udah sakit banget. Terima kasih Tuhan.. Terima Kasih.. 🙂

IMG_20150404_063520 IMG_20150404_064810 IMG_20150404_065254 IMG_20150404_065722 IMG_20150404_080100 IMG-20150405-WA0113 IMG-20150405-WA0133 IMG-20150405-WA0137 Turun Gunung

Sahabat dan Profesionalisme :)

Udah hampir 3 minggu berlalu sejak gw resmi menjadi salah satu personil Handling Agent buat perusahaan tempat gw kerja. Kalau ditempat sebelumnya fisik gw lumayan terkuras karena sering kurang tidur, disini justru pikiran gw yang lebih sering terkuras. Setiap saat mikirin bagaimana kalau begini bagaimana kalau begitu.

Beruntung gw punya banyak orang-orang dekat yang selalu support gw kapan aja. Mereka adalah tempat gw bercerita tentang hari-hari gw yang kadang gak semulus yang keliatan di media sosial. hehehe..

Tanggal 23 Februari 2015, secara resmi gw diangkat sebagai karyawan tetap ditempat ini. Gw sangat bersyukur karena gw gak harus pusing lagi mikirin nasib gw di tempat ini. Sebenernya managerpun tau bahwa gw gak akan berlama-lama di perusahaan ini, tapi beliau tetap memutuskan untuk merekomendasikan gw untuk diangkat.

Dibalik pengangkatan itu sebenarnya ada tugas berat yang akan gw pikul. Beberapa hari setelah belajar dari Bang Dedy tentang Handling Agent, gw dikasih tau bahwa gw akan bertanggung jawab untuk menggantikan posisi dia. Jujur gw kaget banget karena ini adalah pengalaman pertama gw kerja di korporasi, bahkan belum ada 6 bulan gw join disini. Sejak pertama join memang orang-orang disini sangat mempercayai gw, terutama Pak Candra. Dia adalah yang orang yang cuma butuh waktu 5 hari untuk menerima gw kerja disini.

Sebenernya gw gak mau ngasih tau ke siapapun selain keluarga gw, tapi apalah gw tanpa doa restu mereka. Mereka yang selalu jadi tempat gw berbagi bahagia dan keluh kesah. Ternyata benar, setelah ngasih kabar, mereka langsung ngajakin ngadain kumpul-kumpul semacam acara perpisahan karena ada kemungkinan gw akan lama gak ketemu mereka. Bagi orang lain mungkin ini terasa lebay, tapi bagi mereka ya ini adalah hal wajar.

Walau kami ini udah jarang ketemu, tapi karena jarak kami masih gak terlalu jauh jadi kami merasa aman-aman aja. Masih berpikir gampang kalo mau ketemuan. Tapi semua berubah ketika sadar bahwa kami akan terpisah oleh jarak untuk waktu yang lama.

Lucu ya padahal kami itu palingan bisa kumpul 2 bulan sekali, itupun gak pernah lengkap orangnya. Kesibukan kami masing-masing bikin kami susah buat nyamain jadwal. Ada yang udah jadi dosen, ada yang jadi konsultan, ada yang jadi admin, ada yang jadi tester, ada yang jadi teraspis, ah banyak deh pokoknya. Untungnya sekarang udah ada whatsapp. Kita masih bisa ngalor-ngidul via grup whatsapp.

Sekarang emang udah waktunya kami untuk sadar bahwa kami udah bukan lagi anak-anak yang bisa santai, kami sedang bergerak untuk menjadi profesional di dunia baru kami masing-masing. Setelah ini pelan tapi pasti kami akan menikah lalu kami akan fokus pada keluarga masing-masing. Entahlah apa kami masih akan bisa menjalin persahabatan seperti ini lagi dikemudian hari..

Kita liat aja nanti..

2 Bulan Jadi Pegawai :)

Gak terasa udah 2 bulan gw menjalani tugas sebagai karyawan di PT Post Energy Indonesia. Banyak hal yang gw pelajari ditempat ini, terutama masalah manajemen dan tanggung jawab. Di sini gw bisa liat bahwa tiap kepala punya tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda tapi saling terikat satu sama lain, sama kayak organ dalam tubuh manusia, mereka punya tugas masing-masing untuk bisa menjaga kestabilan tubuh manusia.

Ditulisan gw sebelumnya udah gw ceritakan bahwa gw di tempat ini bekerja bukan sebagai HRD, melainkan MT, yang artinya gw akan berpindah-pindah departement secara berkala. Di awal masa tugas ini gw ditempatkan untuk departemen human resource service(HRS), yang tugasnya dikhususkan pada pelayanan kebutuhan perusahaan, semisal ketersediaan logistik, IT support, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kenyamanan kerja. Di departemen HRS ada beberapa divisi yaitu General Affair, Legal and Permitt, HRD dan HSE. Gak bisa dijelaskan secara spesifik apa tugas di divisi HRS ini, yang jelas dari semua divisi, HRS adalah yang paling banyak job desc-nya. Di awal gw sempet bingung karena apa yang gw kerjakan benar-benar umum, dan tidak terprediksi. Gw sempat merasakan membereskan gudang yang memang berantakan, lalu membuatkan sistem pencatatan aruskeluar masuk ATK, membuat design pamflet untuk keperluan sponsorship ke sekolah yang mengadakan event, dan yang paling aneh adalah ketika membuat rak untuk tempat perangkat server komputer. Kalau diliat dari apa yang gw kerjakan saat itu memang jauh dari kualifikasi gw sebagai seorang S1 psikologi, bahkan di hari-hari awal ada karyawan lain yang mengira gw adalah office boy, sampai akhirnya mereka melihat gw mengurusi perangkat komputer. Saat melihat itu ada beberapa yang mengajak ngobrol lalu bertanya, “Mas, tadinya kerja dimana ?” lalu gw jawab, “Di Gunadarma, di lab komputernya..”, kemudian mereka merespon positif dengan berkata, “Oh Gunadarma, pantesan ngerti beginian.”

Entah karena omongan dari mulut ke mulut atau bukan, pokoknya sejak saat itu temen-temen karyawan lain mulai mengenal gw bukan lagi sebagai OB, heheh..

Lalu seolah untuk menegaskan bahwa gw bukan OB, manajer gw, Pak Candra, beberapa kali mengajak gw dalam meeting, baik di internal departemen maupun dengan direksi. Boleh dibilang inilah cara perusahaan mendidik gw sebagai MT di tempat ini, lewat diskusi-diskusi mengenai internal perusahaan.

Sekitar 2 minggu kerja di sini, manajer memberikan tugas untuk melakukan pendataan aset perusahaan PEI yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini bener-bener gak terbayang dalam pikiran gw, kerja macam apa ini dan apa yang bisa gw lakukan untuk hal ini… ?

Manajer ternyata punya rencana lain agar gw cepat paham dengan tugas gw tersebut, bulan lalu gw ditugaskan ke Jawa Timur untuk melakukan kalibrasi flow meter milik PEI yang di tiga stasiun kereta, yaitu Madiun, Kertosono dan Kediri. Gw ditugaskan ke sana seorang diri untuk kemudian direncanakan bertemu dengan perwakilan dari PT KAI dan Pertamina Patra untuk melakukan koordinasi. Banyak pengalaman selama di Jawa timur yang akan gw ceritakan di tulisan gw yang lain.

Lewat penugasan ke Jawa Timur, gw menjadi paham apa yang harus gw kerjakan dalam pencatatan aset ini, setidaknya gw sudah bisa membayangkan bagaimana pemetaan aset PEI yang ada di seluruh Indonesia.

Awalnya gw berpikir ini adalah proyek kecil, karena judulnya adalah pendataan aset, tapi setelah menjalaninya gw baru sadar ini adalah proyek besar, karena belakangan gw baru tau dari manajer procurement, bahwa proyek ini sudah direncanakan sejak beberapa tahun belakangan ini. Lalu proyek ini semakin terasa besarnya ketika ada meeting dengan manajemen perusahaan yang khusus membahas hal ini. Meeting ini melibatkan manajer departemen dan jajaran direksi. Rapat ini gak akan terlaksana kalau ada salah satu dari kami gak hadir, bahkan yang semula rapat dilaksanakan pada hari jumat harus diundur menjadi hari senin pekan depannya karena gw saat itu harus ke kampus untuk ikut briefing persiapan wisuda. Selain bersedia menunda rapat, Direktur gw, Pak August namanya, juga memberikan selamat kepada gw karena dia dapet kabar dari sekretarisnya bahwa gw adalah salah satu wisudawan terbaik. Gw benar-benar merasa dihormati di tempat ini. Setiap pendapat dan ide gw didengar dan dipertanyakan. Gw banyak belajar dari orang-orang senior di tempat ini, mereka sangat terbuka dengan kondisi perusahaan. Pak Philip (Manager Procurement), banyak bercerita dan memberikan masukan-masukan dalam tugas gw ini. Untuk bisa mengerjakan tugas ini dengan baik gw diizinkan menggunakan ruangan yang menurut gw paling nyaman untuk bekerja. Awalnya gw menggunakan ruang Post Asset Management Indonesia di lantai 10, lalu kemudian gw juga mencoba ruang Natural Gas di lantai 10. Setelah mencoba keduanya gw pilih untuk bekerja di ruang Natural Gas, karena di tempat itu sangat nyaman jadi gw bisa benar-benar fokus, tapi tiap hari gw juga tetap ke lantai 8 untuk berdiskusi dengan koordinator dan Manager baru gw, Pak Kiandi dan Bu Vina. Gw bersyukur bisa bekerja sama dengan orang-orang hebat di perusahaan sebesar ini. Semoga aja selama bertugas di sini gw bisa ngasih yang terbaik buat perusahaan. Gw gak ingin berlama-lama di tempat ini, jadi gw ingin memberikan kesan positif di tempat ini, sama seperti yang sudah gw lakukan sebelum-sebelumnya di tempat lain.

Pengalaman Nyari Kerja

Halo semua, udah lama gak cerita disini, kebetulan akhir-akhir ini lagi ada kesibukan yang gak bisa ditinggalin. Terutama ngurusin masalah lamar-melamar kerja.

Sejak tanggal 1 Agustus kemarin akhirnya gw putuskan untuk ngelamar kerja di Jakarta, karena setelah diskusi dengan banyak orang, terutama saudara-saudara dekat, mereka menyarankan gw untuk bertahan disini untuk beberapa tahun supaya saat nanti pulang ke Medan ada bekal pengalaman yang dibawa. Mereka khawatir kalo ke Medan dengan status fresh graduate nantinya akan menyulitkan gw dalam menjalin kepercayaan dengan relasi baru disana, baik untuk berbisnis maupun jadi pegawai di suatu perusahaan.

 

Seminggu pertama sejak mulai ngelamar kerja gw belum dapet panggilan, tapi gw masih biasa aja karena hasrat gw untuk menjadi pegawai memang gak terlalu besar. Dipekan kedua mulai ada panggilan tapi gak semua panggilan gw datengin karena faktor lokasi yang susah gw cari tau.

 

Panggilan tes yang pertama kali gw ikuti adalah di anak perusahaan MNC Group yaitu Okezone.com. Gw melamar sebagai marketing, “loh kok marketing?” , ya betul, saat itu semua lamaran yang gw kirim adalah dengan posisi sebagai marketing. Meskipun secara akademik gw lebih kompeten di bidang psikologi seperti HRD, tapi gw merasa marketing lebih menarik, karena kaitannya sama kemampuan menjalin hubungan interpersonal. Gw merasa akan lebih nyaman kalo bekerja dengan berinteraksi langsung dengan orang lain, bukan sekedar mengamati dan menganalisa lewat data-data.

 

Ada pengalaman menarik ketikan gw mulai lolos di tahap interview, saat disinggung masalah gaji yang diharapkan, gw dengan yakinnya jawab Rp. 4,5 Juta / bulan. Ada interviewer yang kaget dan segera mengakhiri interview, tapi ada pula yang bertanya lebih lanjut tentang mengapa gw minta gaji sedemikian tinggi untuk ukuran fresh graduate. Ketika ditanya gitu, gw jawab bahwa gw butuh menabung setidaknya 2 juta tiap bulannya. Pertimbangannya adalah dengan tingkat inflasi 7% pertahun dan kemungkinan kenaikan gaji 15% pertahun maka untuk memiliki rumah sederhana maka gw butuh tabungan setidaknya 2 juta tiap bulannya dalam jangka waktu 10 tahun. Itupun kalo gw apes gak naik jabatan selama 10 tahun.

 

Mendengar penjelasan gw yang lumayan panjang, kadang interviewer malah bingung. Ada salah satu diantara mereka yang mempertanyakan apakah gw bener lulusan jurusan psikologi atau bukan. Beliau ngerasa bahwa gw berpikir terlalu jauh untuk saat ini.

 

Setelah 2 minggu melamar untuk posisi marketing dan belum ada kesepakatan dengan perusahaan yang udah wawancarai gw, akhirnya gw putuskan untuk nambah area lamaran kerja. Kali ini gw juga melamar untuk posisi HRD, dengan harapan lebih melebarkan peluang. Selain itu gw juga menurunkan sedikit ekspektasi gaji menjadi Rp. 4 juta untuk marketing dan Rp. 3,5 Juta untuk HRD.

 

Pengalaman menarik lain saat wawancara adalah saat gw diwawancara oleh salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan sawit. Waktu itu gw dipanggil untuk wawancara sebagai kandidat HRD. Yang menarik adalah ketika interviewer mulai membaca-baca CV milik gw, dia langsung menuju meja komputer dan membuka halaman facebook milik gw. “Hah, untuk apa ?” ucap gw dalam hati. Ternyata itu adalah cara yang beliau pakai untuk tau kepribadian maupun pemikiran-pemikiran gw. Dia baca status dan balasan komentar yang gw buat. Kira-kira kronologi yang beliau scroll adalah 1 tahun kebelakang.

Setelah sekitar 15 menit sekilas membaca-baca timeline facebook gw, dia mulai bertanya mengapa gw menulis status ini-itu, lalu mengapa gw balas komentar orang lain dengan cara begini-begitu. Bener-bener cara yang unik dan sangat mengejutkan. Untungnya gw bukan orang yang suka mengeluh ataupun berkata kotor di facebook. Menurut beliau orang-orang jaman sekarang lebih jujur kepada facebook-nya daripada kepada orang lain atau bahkan kepada dirinya sendiri. “Well, gw bener-bener takjub dengan cara ini”, So buat temen-temen yang lagi berusaha melamar kerja coba mulai dibersihkan status facebook atau tweet-tweet yang tidak pantas dari timeline kalian. Dari wawancara itu, beliau mengaku sangat tertarik dengan diri gw, tetapi sayang seribu sayang beliau kaget setelah dia tau gw belum pernah ikut magang sebagai tester ataupun admin test psikologi. Beliau bilang perusahaan tersebut tidak punya kelas training untuk pegawai baru, jadi setidaknya calon pegawai harus sudah pernah magang atau sudah punya pengalaman kerja sebelumnya. Beliau janji akan mendiskusikan ini ke atasannya, dan segera memberi kabar tentang diterima atau tidaknya gw di perusahaan itu.

 

 

Tanggal 20 Agustus 2014 adalah hari dimana gw harus ambil keputusan untuk bertahan di iLab atau mundur dan tidak perpanjang kontrak, dan di tanggal yang sama pula gw dipanggil untuk tes dan wawancara di Post Energy Indonesia. Setelah 3 tahun kerja di lab kampus, rasanya udah cukup bagi gw. Udah saatnya gw untuk cari suasana baru dan berkembang di tempat baru.

 

Saat tes psikologi semua terasa biasa aja, gw jawab semua senatural mungkin tanpa manipulasi apapun. Yang menarik justru saat wawancara, karena wawancara dilakukan dengan cara forum group discussion. Jadi kami sesama kandidat HRD bisa saling tau jawaban dari kandidat lain. Saingan gw saat itu adalah orang-orang yang sudah punya pengalama kerja, tentu hal tersebut sangat membuat gw sedikit inferior, tapi emang dasarnya gw gak takut sama siapapun, jadi tiap menjawab pertanyaan gw jawab sesuai hati nurani, dan tidak terpengaruh dari jawaban peserta lain. Setelah tes gw cuma bisa berdoa. Entah kenapa ada antusiasme tersendiri ketika gw masuk gedung kantornya, ada perasaan yang kuat, yang mengatakan bahwa gw harus masuk tempat ini.

 

Sambil menunggu panggilan interview di tempat lain, gw coba diskusiin ke temen-temen yang gw percaya bisa bantu kasih pencerahan mengenai langkah-langkah yang harus gw tempuh. Salah satu sahabat gw, Aji namanya, menyarankan gw untuk ikut training aja terlebih dahulu. Kebetulan beberapa hari sebelumnya gw ditelepon oleh salah satu perusahaan Tv berbayar untuk ikut trainingnya sebagai HRD. Sempat ragu untuk ikut, karena situasinya keuangan gw sudah benar-benar menipis. Apa jadinya hidup gw kalo hanya mengikuti training aja. Tapi pada akhirnya gw putuskan akan ikut training yang akan dimulai mulai tanggal 26 Agustus 2014.

 

Minggu tanggal 24 Agustus 2014, saat sebelum dan setelah misa di gereja gw, siapkan diri gw untuk berdoa dan meminta sama Tuhan agar gw segera dapet kerjaan yang baik.

 

Tanggal 25 Agustus 2014, jam 11.00 gw ditelepon oleh Post Energy Indonesia, diberitahukan bahwa gw diterima diperusahaan itu, dan dipersilahkan untuk mulai bekerja esok harinya. Jujur aja seketika itu juga gw seneng banget, karena harapan gw saat interview dikabulkan oleh Tuhan. Yang menariknya lagi adalah gw diterima diperusahaan itu sebagai Management Trainee, meskipun gw melamar sebagai HRD. Gw langsung kasih kabar ke keluarga gw, terutama Mama. Saat itu Mama seneng banget karena akhirnya gw diterima kerja.

 

Dihari bersamaan, saat pulang dari Sport Center kampus, tepatnya saat perjalanan pulang naik kereta ada perusahaan makanan siap saji yang juga menelepon gw dan bilang ingin mengundang gw untuk interview langsung dengan owner untuk membicarakan gaji dan kalau sepakat akan langsung membicarakan kontrak kerja. Beliau minta gw dateng hari rabu tanggal 27 Agustus 2014. Saat itu gw jawab bahwa gw gak bisa dateng karena sudah diterima bekerja di perusahaan lain. Gak lama berselang juga ada telepon dari perusahaan pengadaan alat berat yang mengundang gw untuk hal yang sama tapi untuk posisi marketing, dan saat itu gw memberikan jawaban yang sama seperti kepada perusahaan makanan siap saji. Betapa beruntungnya gw dalam 1 hari ada 3 perusahaan besar yang menyatakan gw diterima. Pilihan gw pada PEI tidak lain dan tidak bukan karena PEI lebih dahulu menghubungi gw. Walaupun mungkin tawaran gaji dari perusahaan lain bisa jadi lebih menggiurkan, tapi hati dan pikiran gw sudah menentukan.

 

Tanggal 26 Agustus 2014, adalah hari pertama gw mulai bekerja. Ada 2 orang lain yang hari itu juga mulai bekerja, hanya saja beda departemen dengan gw. Yang pertama adalah Zakia dan kedua adalah Yanita. Kami diberikan briefing singkat oleh manajer tentang jabatan dan job desc kami. Lalu kami bertiga diperkenalkan kepada pegawai lain, kami bersalaman dengan seluruh karyawan, baik di lantai 8 maupun lantai 10. Kesan pertama hari itu sangat menyenangkan karena mereka semua ramah dan tidak kaku. Di hari pertama aja gw udah diajak bercanda dengan beberapa rekan di kantor itu.

 

Hal yang menarik adalah ketika manajer kami, Pak Candra, mengatakan bahwa di perusahaan ini belum pernah ada jabatan Management Trainee, artinya gw adalah orang pertama di perusahaan ini yang menjabat MT. Mendengar kata MT, pasti orang akan berpikir tentang kurikulum perusahaan untuk mendidik karyawan MT agar paham dengan kondisi dan kehidupan perusahaan secara menyeluruh, untuk nantinya bisa menjabat sebagai manajer di salah satu departemen. Tapi yang terjadi disini sedikit berbeda.

 

Berhubung ini adalah kali pertama ada karyawan yang diterima sebagai MT maka gambaran kurikulum yang harusnya diberikanpun masih dalam proses penggodokan oleh Pak Candra. Untuk menyiasatinya, Pak Candra langsung menempatkan gw di departemen GA, dengan kata lain gw langsung masuk ke tahapan yang biasa disebut On The Job Training (OJT). Selama di GA, gw akan dibimbing oleh 3 senior GA, mereka adalah Pak Kiandi, Pak Tommy dan Pak Wone. Sejauh ini gw memiliki tugas dan fungsi yang berafiliasi langsung dengan seluruh departemen. Fokus gw adalah dalam hal human service dan Corporate Asset Checking. Lewat tugas ini akhirnya gw tau sejauh mana perusahaan PEI ini perannya dalam industri dan jasa migas di Indonesia. Ternyata perusahaan ini berafiliasi langsung dengan PT Pertamina dan PT KAI. Sungguh ini adalah dunia yang sama sekali gak ada dibayangan gw sebelumnya.

 

Untuk menjalankan tugas-tugas gw selama bekerja di sini, gw dibekali 1 buah laptop dan bebas menggunakan semua fasilitas kantor.

 

Keuntungan bagi gw bekerja di sini adalah lokasinya yang strategis dekat dengan apapun. Kantor gw berlokasi di Plasa Permata, di jalan M.H. Thamrin. Yang paling gw syukuri adalah lokasinya dekat dengan stasiun kereta Tanah Abang, jadi gw bisa terhindar dari kemacetan Jakarta yang udah melegenda. Gw cuma butuh waktu 30 – 45 menit untuk nyampe lokasi.

 

Hal lain yang semakin membuat hati gw senang adalah ketika dalam meeting suara gw juga dijadikan pertimbangan, meskipun baru seminggu kerja di sini, gw sudah dipercaya dalam hal merekomendasikan pengadaan alat kantor yang harganya bukan cuma sejuta dua juta. Pemberian kepercayaan ini nilainya sama kayak penghargaan yang besar banget bagi gw.

 

Hari jumat kemarin, Pak Candra juga sempat minta tolong gw membuat desain tempat duduk ruang kantor besar, sayang seribu sayang gw belum pernah belajar hal itu jadi gw belum bisa menyanggupi permintaan Pak Candra, tapi meskipun begitu Pak Candra sama sekali gak kecewa, dia bilang begini ke gw, “Santai aja Ber, kerjain aja yang lain dulu”.

 

Tuntutan untuk bisa banyak hal ini bagi gw adalah sebuah tantangan yang sangat menarik, gw gak boleh bilang ke diri gw bahwa gw gak bisa. Seperti yang dibilang salah satu supervisor di kantor gw, Bu Riri, “Kamu dipilih jadi MT, pasti karena Pak Candra liat kamu punya something.”

 

Thanks God, for everything You’ve given to me.

Kaka Pulang

arrived

arrived

Jam 19.30 Kaka gw pulang setelah 19 hari perjalananya keliling India, Malaysia dan Indonesia (Lombok). Kaka gw ini memang hobi banget traveling, lebih dari setengah provinsi di Indonesia udah dia kunjungin. Dan sampai pertengahan tahun ini aja udah 3 negara luar yang dia kunjungin, yaitu Thailand, Malaysia dan India. Berhubung Kaka gw ini guru, jadi dia cuma bisa liburan di hari libur sekolah. Tapi kadang dia juga nyempetin pergi liburan di akhir pekan bareng temen-temennya. Gw akan ceritain selengkapnya di artikel lain 🙂

Selesai makan malem Kaka cerita tentang liburannya. Dia cerita tentang temennya yang orang Malaysia, temennya itu pengen banget ngajak Kaka gw ke warung makan yang enak banget yang namanya adalah “Ayam Bakar Wong Solo”. Temen Kaka gw gak tau kalo itu adalah makanan asal Indonesia. Kaka jelasin ke temennya itu bahwa Solo adalah salah satu kota di Indonesia.

Kaka juga cerita tentang India. Kaka dan temen-temennya ke India untuk kunjungan ke Kampung yang dihuni masyarakat beragama Katholik. Seperti kita tau Katholik adalah agama minoritas disana.Tapi hal yang jadi fokus cerita Kaka justru adalah tentang hal lain. Dia bilang makanan India cukup membosankan karena di dominasi sama nasi kari yang bumbunya kurang pas di lidah orang kita. Baru beberapa hari aja Kaka dan temen-temennya udah jenuh banget sama makanan disana. Lalu suatu hari mereka ketemu KFC, temen-temen Kaka seneng banget pas tau itu, tapi tetep aja saus sambalnya khas India hahaha

Suatu ketika ada anak bayi yang baru lahir dan belum dikasih nama sama ortunya. Saat temen-temen kaka mau ngegendong, anak itu kayak menolak, tapi beda halnya pas Kaka gw yang gendong. Anak itu ketawa katanya, lalu ortunya pun minta Kaka ngasih anak itu nama. Kaka ngasih nama anak itu “Jokowi”, lalu saat diucapkan oleh mereka malah terdengar “Cokowe” hahaha..

Waktu ke toko sari (kain khas India), Kaka ketemu pedagang yang semangat nawarin dagangannya. Dengan bangganya dia cerita bahwa dia udah ekspor dagangannya ke luar negeri salah satunya Indonesia. Karena ngedenger itu Kaka dan temen-temen nanya lebih lanjut, dimana tempat dia jual barangnya itu. Lalu si pedagang bilang dagangannya di jual ke penjual di Tanah Abang. Kaka dan temen-temen ketawa kenceng pas tau itu.. Dari situ artinya mereka gak harus beli di toko itu saat itu. Menuh-menuhin bagasi 😛

Seperti biasanya Kaka gw bawa oleh-oleh yang gw suka, yaitu kaos dan gantungan kunci. Kali ini gw dapet gantungan kunci yang keren banget. Ini adalah kalender yang bisa dipake untuk 50 tahun. Ini di beli di Kampung Yahudi, India.

 

 

Jadi sejauh ini udah 4 gantungan kunci yang gw dapet dari kaka gw 🙂

Gantungan kunci - Kalender Yahudi (India)

Gantungan kunci – Kalender Yahudi (India)

Gantungan Kunci (Thailand)

Gantungan Kunci (Thailand)

Gantungan Kunci  (Australia)

Gantungan Kunci (Australia)

Gantungan Kunci (Malaysia)

Gantungan Kunci (Malaysia)

Maen bola bareng komunitas Maen.co & Bedebah FC

3 Agustus 2014

Pagi jam 9 gw sampe di lapangan PTIK. Pas gw sampe sana, temen-temen udah mulai main, kayaknya gw telat semenit haha..

Gw langsung ganti baju dan make sepatu untuk siap-siap sebagai pemain cadangan. Hari itu kami main 3 x 30 menit. Tim di bagi 2, tim merah dan putih. Tim merah adalah Bedebah FC yang banyak diisi oleh temen-temen stand up comedian, beberapa diantaranya adalah Pandji, Arief Didu, Kemal, Randika Jamil, Iam, Adjis Doa Ibu, Awwe, Acho dll. Sedangkan Tim Putih adalah member maen.co salah satunya gw.

Maen.co

Maen.co

Gw main di 30 menit babak ke-2, kami main tanpa formasi yang jelas, pokonya main aja haha. Berhubung udah kebiasaan main futsal jadi ada logika-logika futsal yang gw bawa, yaitu siapapun harus main maju dan mundur, alhasil stamina gw cepet banget terkuras, apalagi ada beberapa area yang rumputnya lumayan tebel yang bikin lari dan dribel jadi berat banget.

Seru banget maen bareng kemaren karena gak serius, semua nyantai aja mainnya, bahkan sering banget keluar celetukan-celetukan gak penting yang bikin ngakak. Yang paling absurd ya si Kemal, kemaren dia maen sebagai penyerang. Tiap kali dribel bola dia ngomong (teriak) sendiri. Dia pikir dia Hyuga Kojiro ?? hahaha

Yang paling serius diantara kami semua kayanya si Dika (Randika Jamil), dia main sebagai bek tengah. Tiap kali gw lagi maju dia markingnya udah kayak tanding beneran. Tapi tetep aja jagainnya sambil intimidasi kocak macam mau nangkep ayam haha..Beberapa menit sebelum babak ke-2 abis, gw minta digantiin karena udah capek banget. Skor dari dua babak itu adalah 2 – 2.

Di babak ke-3 Pandji ganti kostum putih, kali ini timnya digabung. Sejak awal kami memang bawa 2 baju, merah dan putih supaya gak ribet kalo ngebagi tim. Di babak ke-3 ini gw putuskan untuk gak lanjutin main karena mata udah mulai kunang-kunang, mungkin karena cuaca panas dan nafas udah sangat sesak haha..Gw nontonin mereka yang lagi main dan kayanya merekapun sebenernya ngalamin hal yang sama tapi mereka milih untuk lanjutin main. Beberapa ada aja yang masih oke mainnya meskipun cuaca panas terik.

Di pertengahan babak ke-3 itu ada salah satu celetukan paling kocak. Dari lapangan Pandji teriak, “Woy gantiin dia nih, udah capek dia.. yang putih masuk”. Terus dengan nada pura-pura cengeng Bang Arif Didu nyaut, “Aaah rasis nih, berarti gw gak boleh main donk..” hahah bangke !

Priiitt priiitttt.. Waktupun habis..

Setelah selesai babak ke-3 kami langsung sesi foto-foto..

maen.co & Bedebah FC

maen.co & Bedebah FC

maen.co & Bedebah FC

maen.co & Bedebah FC

Selesai  sesi foto-foto kami istirahat di teras depan pintu masuk stadion. Gw sebagai orang yang gampang banget ketawa, terus-terusan dibikin ketawa sama celetukan-celetukan mereka. Dari mulai dapet ide bikin komunitas pijet bareng lah yang dinamain pijet.co, terus ngomentarin baju anaknya Pandji, Dipo, yang ada tulisan “AB” yang kata si Acho “Waah you like Abu Rizal Bakrie ha ?” kebetulan bajunya warna kuning. Padahal gambarnya Angry Bird.. haha

Selain nyeletuk-nyeletuk gak jelas disana kami juga ngomongin sesi maen bareng lagi. Rencananya jadwal terdekat gw dan temen-temen akan main futsal bareng tanggal 15 Agustus 2014. Bakal ada Pandji juga kalo gak ada halangan. Sedangkan untuk main di lapangan bola kemungkinan akan diadain di Malang sekitar bulan September.

Buat yang mau ikutan main bareng silahkan klik maen.co lalu ikutin petunjuknya disana. Dijamin gak nyesel karna bakal ketemu temen-temen yang seru dan gokil. Akses via mobile phone ya, bukan lewat PC. Kalo masih bingung, kontak aja di twitter gw @usber1

Faigkkk !!

Pasar Malem

2 Agustus 2014

Malem minggu kemaren gw dan 2 keponakan gw pergi ke pasar malem yang kebetulan lagi ada sepanjang liburan ini. Tiap liburan sekolah memang selalu ada hiburan rakyat macam ini di sekitar rumah gw, tapi walaupun begitu gw hampir gak pernah main ke tempat beginian. Gak ada alasan spesifik sih, cuma kurang tertarik aja. Beda halnya dengan keponakan gw yang selalu main kesini bareng kakak gw atau temen-temennya.

Begitu sampe pasar malem itu, gw langsung dikagetkan sama pengunjung yang lumayan rame dan kebanyakan diisi sama orang-orang dewasa, padahal logikanya tempat hiburan ini bakal diisi sama anak-anak.

Pasar malem

Pasar malem

Pasar Malem

Pasar malem

 

Keponakan gw yang gede, Dito,  langsung ngajak gw ke tempat judi ketangkasan. Entah apa nama game ini, yang jelas bener-bener susah. Di game ini kita harus bisa nutup lingkaran merah yang diameternya lebih gede daripada 3 lempeng seng yang dipake untuk nutup lingkaran merah itu. Keliatannya memang gampang, tapi faktanya susah banget, gak sekalipun gw liat ada yang berhasil selain si Abangnya saat nyontohin. Yang menjadi daya tarik game ini adalah hadiahnya, yaitu smartphone canggih kayak Samsung Mega dan Blackberry Z 10. Semua yang ikutan main pasti mikir hal yang sama, yaitu “lumayan kalo diduitin” Haha..

Berhadiah HP

Berhadiah HP

Setelah ngabisin duit Rp. 20.000 di game tadi, keponakan gw ngajak main game berikutnya yaitu“Bola genit”, cara mainnya  simpel banget kita cuma gelindingin bola bekel di papan besar yang udah dipasangin paku sebagai “rintangan pantul-nya” sampai si bola menuju ke arah hadiah yang bakal didapet. Di game ini hadiahnya gak seberapa, tapi karena peluang menangnya lumayan gede akhirnya gw setuju untuk main. Tapi ternyata gak berhasil juga hahaha..

Bola genit

Bola genit

Bola genit

Bola genit

Setelah game “Bola genit” kami menuju game selanjutnya. Gw gak tau nama gamenya apa, tapi permainannya simpel aja. Kita Cuma diminta untuk jatuhin tumpukan piramida kaleng dengan 3 kali lemparan dengan bola tenis. Berhubung gw merasa punya  skill mumpuni dalam hal akurasi, gw dengan pede mainnya. Hadiahnya lumayan banget, ada gitar, dvd, kipas dll. Setelah nyoba main game ini, ternyata gak berhasil juga hahaha..

Lempar kaleng

Lempar kaleng

Selanjutnya ada game lempar gelang, di game ini kita diminta untuk ngelempar gelang ke arah batang-batang yang udah ada tulisan kode hadiahnya. Daaaaan… untuk pertama kalinya gw berhasil ! dari 7 gelang yang gw lempar, ada 2 yang berhasil. Yang pertama bertuliskan kode “R” dan yang kedua “CN”. Gw-pun excited luar biasa, gw langsung liat di daftar kode hadiah itu. Tapi ternyata “R” adalah kode untuk Rinso sedangkan “CN” adalah kode untuk Centong Nasi. Buahahaha

Berhadiah centong

Berhadiah centong

Masih banyak lagi game yang lain, tapi gw gak mau dan gak izinin keponakan gw untuk main karena hadiahnya rokok..

Judi !!!

Judi !!!

Setelah main judi-judian, kami keliling pasar malam itu, misi utama kami adalah nyari dvd bajakan Digimon. Karena selama ini mereka tau digimon Cuma dari game di PS. Sejak gw masih SD gw suka banget nonton Digimon, jadi gw mau mereka juga tau kerennya film kartun itu. Tapi sayangnya setelah keliling-keliling ternyata kami gak nemu dvd-nya. Setelah itu kami pulang ke rumah..

Setelah nganter mereka ke rumahnya, gw menuju swalayan untuk beli sepatu bola. Kebetulan hari minggu gw ada jadwal main bola bareng sama temen-temen maen.co & stand up comedian di lapangan PTIK.

 

IMG_20140802_194113 IMG_20140802_193739 IMG_20140802_193753

Dibuang sayang

 

Masih dalam suasana libur lebaran, setelah kemaren-kemaren main ke rumah temen yang ngadain open house, hari ini gw sempetin untuk beresin tumpukan file dan buku yang udah lama mendem dipojokan bawah meja. Setelah milah satu-persatu untuk disimpen dan dibuang, akhirnya gw menemukan beberapa file yang lumayan punya nilai kenangan. Ini dia file-file itu :

1. Berkas revisi skripsi

Gak nyangka ternyata sebegini banyaknya, padahal seinget gw banyak yang udah dibuang terutama yang awal-awal revisian. Semua orang yang udah ngerasain ngerjain revisi pasti paham betul rasa muaknya ngerjain tugas akhir yang satu ini. Mulai dari nyari buku ke perpus ke banyak tempat, penelitian dianggap aneh sama dosen dan revisi yang makin bikin pusing, terpaksa begadang demi bisa nunjukin hasil terbaik saat konsul skripsi besoknya, lalu yang paling bikin deg-degan adalah ketika harus nelepon atau sms dosen untuk minta jadwal konsul. Ah pokonya pusingnya ngerjain skripsi emang juara deh.. 🙂

 

 

IMG_20140802_102314

 

 

2. Rekap skor latihan bridge

Ini sebenernya udah lawas banget, bayangin aja udah tahun ada sejak tahun 2006. Ini gw temuin diantara tumpukan buku tahunan SMA dan beberapa buku cerita buatan gw. Ini adalah lembar skor latihan ekstrakurikuler bridge pas masih SMA. Ngeliat ini jadi inget masa-masa kejayaan bridge SMA 32 Jakarta. Saat itu kami jadi yang terbaik di Jakarta bahkan se-Indonesia. Beda banget sama sekarang, pelatihpun udah gak ada. Sedih pas kemaren ikut buka puasa bersama Bridge 32, junior bridge yang masih aktif bilang mereka sekarang cuma ber-4 yang masih aktif. Pasti susah untuk ngasah kemampuan kalo anggotanya aja cuma 4 dan mereka harus otodidak. Beda sama tahun-tahun sebelumnya dimana gw bisa dengan gampang janji akan dateng ngelatih mereka. Sekarang situasinya udah gak sama, gw udah gak sesantai dulu.. Tapi dari lubuk hati yang paling dalem gw pengen banget kesana, bangkitin semangat mereka lagi.

 

IMG_20140802_113238

 

3. Kalo ini adalah gambar buatannya Nadia, dibikin di kelas tanggal 31 Desember 2010 setelah kuliah Psikologi Sosial, sebelum genk kami mau ke rumahnya untuk ngerayain tahun baru. Gambar ini sebenernya kayak lagi ngegambarin diri dia sendiri. Oh iya gw aja sebenernya kaget ternyata gambar ini ada di buku catetan gw, tapi gw inget emang Nadia yang ngasih sendiri ke gw. Saat yang lain nyoret tanda tangan dibuku cetak gw, dia malah ngasih gambar ini.

IMG_20140802_113947

4. Teks Himne Gunadarma

Teks ini dulu sengaja gw simpen karena sejak pertama gw  nerima teks ini gw gak pernah bisa hafal sama lagunya hahaha.. gw sengaja simpen dengan harapan suatu saat ketemu orang yang bisa ngajarin gw nyanyiin lagu ini. haha..

IMG_20140802_121005

 

Oke segitu aja deh ceritanya.. lain kali cerita lagi 🙂